Hits: 30

Dhea Chintya Sitorus/Sri Muliana

Pijar, Medan. ‘Rumah’ tak selamanya menjadi tempat berlindung. Beban kasih sayang dan tanggung jawab untuk orang tua dan diri sendiri, tak selalu menjadi mimpi yang diidamkan. Menjadi harapan semua orang, sementara raga masih rapuh, bukanlah jalan yang mudah.

Brigitta Sriulina Br Meliala, yang dikenal dengan nama panggung Idgitaf, kembali memproduksi single terbarunya pada tanggal 12 September 2024, yaitu “Berakhir di Aku”. Melalui lagu ini, sandwich generations akhirnya dapat mengungkapkan pergumulan dan keresahan mereka.

Sandwich generation merujuk pada seseorang yang terhimpit antara dua kewajiban besar; mengurusi masalah diri sendiri dan keluarga. Generasi ini memiliki tantangan besar dalam menyikapi tekanan emosional, finansial, dan fisik secara bersamaan. Bagai jangkar yang menjaga kapal tua agar tak karam, sambil mengantar perahu kecil menuju lautan harapan.

Lagu ini juga dipakai untuk soundtrack film  Home Sweet Loan yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie dan diproduseri oleh Cristian Imanuell dari Visinema Pictures. Peran utamanya, Kaluna, seorang perempuan dari keluarga menengah yang memiliki mimpi untuk membeli rumah, bekerja sebagai pegawai tetapi gajinya tidak pernah tembus sampai dua digit. Di sisi lain, Kaluna juga harus menyeimbangkan keuangannya untuk kebutuhan orang tuanya.

Idgitaf langsung menerima tawaran untuk mengisi soundtrack Home Sweet Loan dan menyelesaikan tulisannya hanya dalam satu hari. Idgitaf merasa perjalanan hidupnya mirip sekali dengan perjuangan Kaluna. Selama ia menjadi penyanyi, Idgitaf memberikan peran lebih kepada orang tuanya. Tidak menyalahkan takdir yang terjadi, tetapi berharap agar kesengsaraan tersebut berhenti di dirinya saja.

Ditekan dari segala sisi
Seringkali hilang arti
Aku hidup untuk siapa

Ku sudah tidak nyaman lagi
Bermimpi pun tahu diri
Apa sebaiknya pergi

Jika semua bersandar padaku
Lalu aku bersandar ke mana

Lirik  tersebut mengandung makna tentang beban tanggung jawab, pencarian jati diri, dan kebutuhan akan dukungan.  Ungkapan ini mengisyaratkan dilema seseorang yang menjadi tumpuan harapan bagi banyak orang, tetapi di sisi lain, ia sendiri merasa kehilangan tempat untuk bersandar.

Idgitaf mengakui bahwa ia memiliki tantangan dalam menulis lagu ini. Ia ditantang untuk mampu menulis isi keseluruhan pembangunan karakter Kaluna yang harus mengubur mimpi-mimpi demi mengutamakan kepentingan keluarganya.

Setiap hari kumengais

Harta yang tak kumiliki

Apa yang aku miliki

Jika semua bersandar padaku

Lalu aku bersandar ke mana

Pada lirik apik yang ditulis oleh Idgitaf, kita akhirnya tahu bagaimana beratnya menjadi generasi sandwich. Mereka harus menemukan diri terjepit dan keluhnya tidak terdengar oleh siapa pun.

Semoga melalui lagu ini, semua anak, baik anak tunggal, anak sulung, anak tengah, maupun anak bungsu dapat menemukan dukungan dan sandaran. Meskipun melompati berbagai rintangan tidaklah mudah, semoga kita bisa keluar sebagai pemenang dari setiap perjuangan yang kita hadapi. Meski kadang terjepit dan merasa tak berdaya, kasihmu selalu hadir di antara mereka.

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment