Barfi! Cinta Itu Sederhana

Hits: 231

Foto : http://www.santabanta.com/photos/barfi/13215001.htm

Sutradara : Anurag Basu
Penulis : Anurag Basu, Sanjeev Dutta (dialog)
Pemain : Ranbir Kapoor, Priyanka Chopra dan Ileana D’Cruz

Pijar, Medan. Bagi setiap orang, cinta memiliki makna yang berbeda-beda. Beberapa orang berkata bahwa memaknai cinta itu harus begini, cinta itu harus begitu, klasik. Cinta pun sudah menjadi pembahasan yang tidak selesai-selesai sejak zaman Adam dan Hawa. Bagi saya sendiri, cinta versi milikku beda dengan cinta versi milikmu. Namun tiap orang di dunia –termasuk saya sendiri– pasti akan sepakat dengan makna cinta yang dilukiskan oleh Barfi, Jhilmil, dan Shruti. Seorang pria bisu dan tuli, seorang wanita autis, dan seorang wanita normal yang memaknai cinta dengan sangat sederhana dalam film “Barfi.”

Berbeda dari film romansa lainnya. Film komedi romansa India ini menyajikan cerita yang segar dan tidak berlebihan. Film ini tidak hanya bercerita mengenai dua insan manusia yang sedang jatuh cinta dan happy ending, tidak hanya bercerita mengenai perebutan harta dan kekuasaan, namun menceritakan sesuatu yang lebih sederhana dalam suatu hubungan.

Film yang berdurasi lebih kurang dua jam tiga puluh menit ini sukses membuat para penikmatnya terpana. Tidak hanya dari jalan cerita yang menakjubkan, namun latar tempat dan teknik sinematografi yang hebat juga menunjang kesuksesan film ini. Bitter Sweat adalah kata yang tepat untuk menjelaskan sensasi film ini secara singkat. Tidak terlalu manis, tidak terlalu pahit, dan tidak terlalu asin, namun komposisi film ini “pas,” karena bahkan semut juga bisa mati oleh gula yang terlalu manis.

Tokoh Barfi yang diperankan oleh Ranbir Kapoor mengingatkan kita pada Charlie Chaplin. Gaya pantomim Barfi yang khas menjadi ciri tersendiri dalam film ini, gayanya ini juga disebabkan oleh kekurangannya, bisu dan tuli. Pantomim membantu dia berkomunikasi secara lebih efektif dengan orang lain. Tokoh Jhilmil dan Shruti yang diperankan oleh Priyanka Chopra dan Ileana juga memberikan warnanya masing-masing kepada film ini. Jhilmil yang autis dan Shruti sebagai wanita normal dan ‘berada’ menunjukkan bahwa film ini sarat akan makna, pengertian, toleransi, cinta, dan bahagia.

Semua bermula sejak Barfi Berjumpa dengan Shruti di tengah jalan. Supir mobil Shruti yang kebetulan menanyakan arah kepada Barfi yang sedang bersepeda, dibuat terkejut oleh kelakuannya yang eksentrik. Shruti yang melihat ini langsung tersenyum, dan Barfi yang melihat Shruti langsung menyisir rambutnya.

Pertemuan mereka berlanjut saat Shruti sedang di dalam kereta api, dan Barfi mengejar dengan sepedanya. Ya! Dengan sepedanya. Barfi yang ingat pada pandangan pertama mereka di mobil langsung mengejar kereta tersebut, bersepeda bersisian tepat di sebelah jendela tempat duduk Shruti. Dia mengejar Shruti sampai mereka tiba di sebuah restoran di atas atap dengan gaya pantomimnya, seperti mengeluarkan kotak cincin khayalan dari balik bajunya dan memberikannya pada Shruti namun ditolak. Walaupun Shruti menolak Barfi secara halus dengan menunjukkan bahwa dia telah bertunangan dari cincin di jarinya, Barfi tidak menyerah. Dia mengirim surat kepada Shruti melalui temannya dan memanjat ke atas menara jam tepat di depan restoran tersebut.

Lihat, aku sudah memutar jam kembali ke 15 menit yang lalu. Anggap saja aku dan kau belum pernah bertemu. Dan anggap saja aku belum pernah melamarmu. Anggap saja kau punya teman baru yang disebut Barfi. Dan anggap saja teman ini yang membantumu merencanakan pernikahanmu. Dan sekarang kalau kau sudah menganggapnya seperti ini, kenapa kau tak memberikan senyuman dan lambaian tangan?

Barfi, Shruti, dan Jhilmil, adalah tiga orang yang sudah memberikan pelajaran berharga pada saya tentang banyak hal, tidak hanya tentang cinta namun juga tentang hidup. Shruti mengajarkan saya bahwa resiko terbesar dalam hidup, adalah tak pernah beresiko sama sekali. Barfi mengajarkan saya bahwa hidup adalah petualangan. Dan saya belajar dari Jhilmil bahwa love will find a way. Seberapa sulit pun rintangannya, cinta akan menemukan jalannya.

Di akhir cerita, Shruti berkata “Itulah cinta yang akan selalu ku kenang, sama seperti kakek-nenekku. Cinta sejati, untuk hidup dan mati bersama, dalam pelukan satu sama lain, jadi tak ada lagi yang menangis karena ditinggalkannya. Mereka pergi… bersama, meninggalkanku sendiri. Itu bisa saja aku dan bukan jhilmil, tapi jhilmil lah yang mendapatkan barfi, karena dia tak ada rencana untuk jatuh cinta. Dia tak memikirkan konsekuensinya, dia tidak berpikir bagaimana hidup akan berubah. Dia hanya mencintainya tanpa syarat, dan itu semua ternyata indah pada akhirnya.” (MZ)

Leave a comment