Tujuh Hari Kala Itu

Hits: 8

Tujuh hari kala itu, iringan hujan ketuk pintu kemahku

Tujuh hari kala itu, doa-doa intip sombongnya penghuni kemah itu

 

Disanakah bermukim raja pengkhayal itu?

Kemah yang mewah tanpa selir di dalamnya?

Juga sepasang bulan yang jadi pengawalnya?

 

Dahulu ia belalang pelahap

Ratusan bintang telah ia jamah

Seribu kunang dijilat api ketamakan

Jutaan tirai sudah disingkapkan pun

 

Cukup!

Pandang dirimu sekarang

Bayangmu habis dilalap bintang

Nur pun padam terhisap induk kunang

Kilat tersenyum sembari tirai berkobar

 

Tujuh hari kala itu

Suara pun tamak, liar, garang menyerang sarang-sarang para penyayang

 

Tujuh hari kala berlalu

Yang garang hilang tunduk bak kalah perang

Yang tamak terbahak nyaris mati tersedak

Yang liar kesasar tepinya mulai terbakar

 

Itu suara tujuh hari bertahkta dari tujuh hari yang tak bermasa

Saat suara dentuman sayatan penghakiman digemakan, hilang kemegahan, sadisnya erangan

Miliaran warna berhambur, melebur damai putih keemasan

Hanya satu yg tertinggal, deretan pekat penyesalan diikuti setitik semu kenikmatan

 

Akhir Januari 2012

Leave a comment