Hits: 75

Siti Farrah Aini

Pijar, Medan. Sikkola Rakyat Indonesia bersama sejumlah relawan dari berbagai kalangan menyuarakan isu pendidikan secara masif kepada masyarakat melalui Sikkola Rakyat Campaign di area Lapangan Merdeka Medan pada Minggu (23/2/2025).

Kampanye bertajuk “Peduli Pendidikan untuk Generasi Emas 2045” ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan yang inklusif dan berkualitas bagi semua anak.

Andre Tubecardo Doloksaribu, Pendiri Sikkola Rakyat Indonesia, menyatakan bahwa kampanye ini juga merupakan bentuk keresahan terhadap lini pendidikan, terutama kebijakan efisiensi anggaran pendidikan, sehingga sangat layak menjadi isu yang diprioritaskan dan diperjuangkan.

“Kami ingin memberi tahu kepada publik bahwa ada masalah tentang pendidikan, banyak orang yang harus mengutang untuk urusan perut sejengkal. Orang-orang terlalu banyak membahas tentang politik, sedangkan kondisi pendidikan kurang di-up,” tutur Andre.

Suarakan Isu Pendidikan untuk Generasi Emas 2045 melalui Sikkola Rakyat Campaign - www.mediapijar.com
Gerak Jalan dan Orasi Publik Mengenai Isu Pendidikan.
(Fotografer: Siti Farrah Aini)

Kampanye dilakukan dengan melakukan gerak jalan dari Lapangan Merdeka Medan hingga kawasan Rumah Tjong A Fie. Para relawan membawa poster dan spanduk mengenai isu pendidikan, serta menyampaikan orasi publik. Masyarakat turut disertakan dalam aksi melalui selebaran yang dibagikan dan dibukanya ruang untuk berdonasi.

Para relawan membawa beberapa isu yang disuarakan dalam kampanye, yaitu:

  1. Perbaikan tata kelola data dalam sistem zonasi dalam penerimaan siswa sekolah, guna membuat sistem ini lebih adil dan efektif.
  2. Peran aktif keluarga, masyarakat, dan pemerintah untuk memastikan hak anak terpenuhi, guna menghapus eksploitasi anak yang marak terjadi.
  3. Upaya peningkatan kesejahteraan dan kebijakan yang berpihak terhadap guru, untuk mendukung kesejahteraan bagi guru dan kualitas pendidikan.
  4. Pembahasan lebih lanjut mengenai biaya, program, dan bantuan pendidikan, guna memudahkan akses pendidikan bagi setiap anak.
  5. Menghapus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam pendidikan, agar setiap proses dalam pendidikan berjalan dengan bersih dan maksimal.

Naomi Siburian, relawan asal Duta Organisasi Indonesia, mengajak masyarakat untuk ikut bersuara tentang pendidikan. Partisipasinya dalam kampanye berangkat dari pandangan akan kurangnya pembiayaan, sehingga muncul ketidakmerataan pendidikan bagi anak-anak. Hal ini selaras dengan data yang dirilis pada 26 Mei 2024 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa hanya 66,8% penduduk Indonesia yang berhasil menamatkan pendidikan hingga jenjang SMA/ sederajat.

“Saya ikut menyuarakan dan mendukung terkait pendidikan di Indonesia ini sebagaimana masih kurangnya pembiayaan yang merata bagi anak-anak yang tinggal di pelosok. Mereka tidak dapat menyempatkan waktu untuk merasakan bagaimana pendidikan dan pembelajaran itu. Maka, mari kita dukung dan suarakan kepada pemerintah untuk melakukan pembiayaan merata bagi anak-anak Indonesia,” tambahnya.

(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)

Leave a comment