Hits: 8

Josephine / Muhammad Fikri Haikal Saragih

Pijar, Medan. Pernahkah kalian mendengar olahraga korfball? Korfball merupakan olahraga yang dimainkan menggunakan tangan dengan pemain beregu campuran putra dan putri. Olahraga yang satu ini hampir mirip dengan netball dan basket. Di Indonesia sendiri, korfball lebih dikenal dengan sebutan bola keranjang. Olahraga ini untuk pertama kalinya dimainkan di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara.

Korfball diciptakan oleh Nico Broekhuysen, seorang guru sekolah di Belanda, pada tahun 1902. Uniknya, Nico mendapat inspirasinya itu dari sebuah permainan Swedia bernama ringball, yang kemudian dirumuskannya dalam versinya sendiri dan diperkenalkan ke Belanda. Kini, korfball telah dimainkan di lebih dari 50 negara di seluruh dunia.

Sebagai satu-satunya olahraga beregu campuran di dunia, korfball disebut juga sebagai olahraga yang menjunjung kesetaraan gender. Pada dasarnya, permainan ini terbagi menjadi dua nomor pertandingan, yaitu korfball 4 yang terdiri dari 2 putra dan 2 putri, serta korfball 8 yang terdiri dari 4 putra dan 4 putri. Terlebih lagi, korfball memiliki peraturan yang cukup ketat mengenai kontak fisik, yang mana kontak fisik yang diperbolehkan hanyalah kontak fisik terkendali.

Dalam korfball, lapangan yang digunakan berukuran 20 m x 40 m untuk pertandingan di dalam ruangan dan 30 m x 60 m untuk pertandingan di luar ruangan. Lapangan ini terbagi atas dua zona, yaitu zona serangan dan zona pertahanan. Untuk keranjangnya sendiri, korfball menggunakan keranjang yang diikat pada tiang setingg 3,5 m dan tidak ada papan pantul.

Di samping itu, dalam permainannya harus menggunakan bola tipe bulat nomor 5, sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh induk organisasi olahraga korfball, International Korfball Federation (IKF). Ukuran lingkar bola korfball juga harus berkisar antara 68 cm dan 70,5 cm, dengan berat bola antara 445gram dan 475 gram.

Adapun beberapa peraturan utama dalam korfball yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Permainan dibagi dua babak, yang mana masing-masing berdurasi 35 menit dan istirahat 10 menit.
  2. Setiap tim menurunkan empat atau delapan pemain dalam setiap babak dan tidak boleh berganti zona selama permainan berlangsung.
  3. Gol dicetak dengan melemparkan bola ke keranjang lawan.
  4. Setelah dua gol dicetak, tim boleh mengubah susunan pemainnya, yaitu penyerang menjadi pemain bertahan ataupun sebaliknya.
  5. Pertukaran pemain dilakukan setelah berakhirnya babak pertama.
  6. Ketika menerima bola, pemain dilarang menggiring bola dengan berjalan atau berlari, hanya boleh menggerakkan satu kaki dengan kaki lainnya tetap diam.
  7. Pemain dilarang merebut bola dari tangan lawan, memblokir, serta menahan bola.
  8. Pemenang ditentukan dari jumlah gol terbanyak di akhir pertandingan.
  9. Permainan dinyatakan seri apabila skor kedua tim berakhir imbang.

Korfball tidak hanya memiliki sejarah yang panjang, olahraga ini juga menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan serta sportivitas. Asal usul yang unik serta konsep regu campurannya, menjadikan olahraga ini dinilai menarik dan berbeda dengan olahraga lainnya. Apakah kamu tertarik dengan korfball?

(Redaktur Tulisan: Hana Anggie)

Leave a comment