Hits: 15

Shafna Jonanda Soefit Pane

Pijar, Medan. Meow meow meow, begitulah suara kucing yang biasa terdengar. Tidak jauh berbeda dengan si Ikan—kucing menggemaskan milik Liona Eden. Hewan satu ini memang seekor kucing. Namun, namanya Ikan. Unik, ya.

Balada si Ikan adalah e-book yang berasal dari alternative universe berjudul Dear, My Swan karya penulis Erina Delyere. Buku elektronik ini menceritakan kisah hidup Ikan, kucing oren milik seorang gadis penjaga kebun binatang serta penyelamat hewan; Liona Eden. Ikan menceritakan bagaimana hidupnya sebelum bertemu dengan pemiliknya yang ternyata tidak memiliki kehidupan seindah yang dilihat oleh orang-orang.

Ikan semula hanyalah kucing oren jalanan pada umumnya yang dibuang oleh sang pemilik dan tidak sengaja terpisah dari induk dan saudara-saudaranya. Ikan berjuang dengan hidupnya sejak kecil. Tidak hanya manusia yang kesulitan ketika sendirian, kucing juga demikian. Ikan harus merasakan kelaparan berhari-hari karena tidak ada yang memberinya makan.

Tidak hanya rasa lapar dan sepi, Ikan juga harus bertahan dari serangan manusia-manusia yang jahat padanya. Ikan ditendang, dipukul, hingga disiksa oleh manusia yang tidak suka akan keberadaannya tanpa alasan. Ikan terus menyalahkan dirinya sendiri, karena Ikan menganggap penyiksaan itu datang sebab mereka jijik melihat kucing kurus, kecil, bulu berjamur, dan kotor sepertinya.

Suatu hari, saat dirinya tengah disiksa hingga rasanya hampir mati, Eden datang menyelamatkannya. Ikan mengira hidupnya akan berakhir hari itu. Namun, berkat Eden dan dokter ganteng—Alvano, Ikan dapat tetap hidup dan bernafas kembali. Kucing oren itu kemudian dirawat Eden, hingga diberi nama Ikan. Meskipun Ikan sempat tidak terima dengan namanya, kini ia sudah terbiasa dan menganggap namanya unik, layak dipamerkan pada siapa saja.

Ikan memang berhasil diselamatkan dari para manusia asing yang jahat oleh Eden. Namun, Ikan justru harus melihat Eden yang berulang kali disakiti oleh manusia jahat yang terus menyiksanya. “Melihat Eden nangis kesakitan, gue jadi inget di mana saat gue juga dipukul sama manusia jahat di jalanan. Mungkin rasanya sama, sakit dan hampir mati,” pikirnya.

Bahkan, Ikan dan Eden tidak pernah benar-benar punya “rumah”. Mereka selalu berpindah, guna menghindar dari manusia jahat yang terus memukul Eden.

“Ikan… kita kapan ya, punya rumah…” ucap Eden kala itu. “Aku pingin kita punya rumah, jadi kita nggak perlu pindah-pindah dan kita… nggak perlu takut lagi.” – hal. 81.

Eden memang berhasil menyelamatkan Ikan dari dunia luar yang kejam. Eden memang berhasil melindungi Ikan dan menyayanginya. Namun, Ikan tidak bisa dan tidak tahu bagaimana caranya melindungi Eden dari manusia jahat itu. Ikan hanya bisa berdoa, agar Eden dapat bertemu dengan manusia yang baik padanya. Ikan berpikir bahwa jika ia tidak bisa membantu Eden, mungkin manusia lainnya bisa melindungi Eden.

Terbukti, Eden bertemu Akbar, orang yang Ikan yakini dapat melindungi dan menjaga Eden. Ikan dapat melihat bagaimana Akbar berusaha untuk selalu ada di sisi Eden. Meskipun Akbar menyebalkan—menurut Ikan, tetapi ia percaya laki-laki itu dapat membuat Eden bahagia.

Akbar berhasil menghadirkan “rumah” yang selama ini Ikan dan Eden cari. Meskipun perjalanan mereka memiliki berbagai rintangan, Akbar dan Eden tetap berhasil mencapai bahagia mereka.

“Kamu sama aku sama, Ikan, kita berdua selalu kesusahan mencari sebuah rumah sampai kita lupa kalau rumah yang sebenarnya kita cari ada di depan mata kita sendiri.” – hal.193.

E-book ini memberikan kita gambaran serta sudut pandang lainnya dari hewan yang selama ini hanya kita anggap makhluk hidup yang tidak mengerti manusia. Sosok kucing seperti Ikan, yang selalu ada bersama Eden setiap harinya, tentu menjadi saksi dan teman Eden selama bertahun-tahun. Meskipun tidak dapat membalas perkataan Eden, Ikan-lah saksi dan tempat bercerita Eden sesungguhnya.

Ikan berkata, “Gue memang hanya seekor kucing yang nggak bisa mengucapkan terima kasih, tapi kalau gue punya kesempatan buat menyampaikan, gue mau bilang, makasih banyak ya, Den, kalau bukan karena pertolongan lo, gue nggak yakin bisa ada di dunia ini.”

Balada si Ikan dapat diakses melalui aplikasi Karyakarsa. Isinya terdiri dari 196 halaman dengan ilustrasi lucu dari Ikan yang dapat membuat kalian puas dan tidak bosan membacanya.

“Bahagia terus ya, Ikan. Karena aku sekarang sudah bahagia,” ucap Eden hari itu, dengan memeluk Ikan erat.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment