Hits: 50

Tasya Azzahra Nasution/Arsy Shakila Dewi

“Masa bodo atau bodo amat artinya memandang tanpa gentar tantangan yang paling sulit dalam kehidupan dan mau mengambil suatu tindakan” – Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat, hlm. 14

Pijar, Medan. Dilihat dari judul, kita akan berpikir buku ini berisi ajakan untuk bersikap masa bodo atau bodo amat dalam masalah apapun. Eits Sobat Pijar tahan dulu, baca sampai bawah dulu ya!

Jingga, warna yang dipilih oleh Tim Wesfix sebagai sampul dari buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat”. Buku ini merupakan terjemahan buku karya dari Blogger asal New York yang berjudul “The Subtle Art Of Nit Giving A Fuck”, Mark Manson.

Pria berusia 33 tahun ini menuangkan gagasannya tentang nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya kita rasakan, tetapi entah mengapa kita malah menolak dan tidak mau menyadarinya. Kita cenderung fokus pada hal-hal yang semestinya dilupakan. Buku ini juga mengajarkan tentang menemukan apa yang benar-benar penting bagi kita dan melepaskan segala hal lainnya.

Buku yang memiliki tebal 246 halaman ini adalah buku terlaris versi New York Times dan Globe and Mail. Salah satu poin penting ialah menyatakan bahwa kita tidak boleh gentar akan kegagalan. Mudah diucapkan, namun nyatanya kita akan merasa buruk, merasa kesal, merasa marah, akan kegagalan itu.

Hal itu membuat kita takut akan kegagalan dan tidak berani untuk mencoba lagi. Diantara 9 bab dalam buku ini, terdapat bab yang membahas mengenai “Kegagalan adalah Jalan Menuju Maju” mengajarkan kita untuk merelakan dan kehilangan. Kita kelak akan menyadari bahwa walaupun jatuh, kita bisa untuk tetap baik-baik saja.

Mark Manson juga membuat kita berpikir dan memahami bahwa batasan-batasan yang kita miliki bisa jadi kekuatan yang paling jelas.

“Menerima tanggung jawab atas masalah yang kita hadapi menjadi langkah pertama untuk menyelesaikannya”.

Lewat diksi yang apik dari masing-masing judul pada bab ditekankan bahwa kita semestinya bodo amat saja terhadap kesulitan yang muncul saat sedang mencapai tujuan ataupun cita-cita, nikmati saja prosesnya. Kita harus akrab dengan kesulitan tersebut agar bisa menghindari dan menumbuhkan rasa percaya diri untuk mencapai tujuan akhir kita.

Melalui buku ini, otak kita juga akan diasah melalui berbagai pandangan tentang segala hal yang hilir mudik dalam kehidupan. Contohnya, apa yang sebenarnya harus kita pilih? Manson dengan gaya penulisannya bisa membuat kita menjawab pertanyaan itu dari buku ini.

Sejumlah kisah nyata dari tokoh-tokoh yang mungkin belum kita kenal juga dituangkan Mark dalam bukunya, seperti Charles Bukowski, Dave Mustaine, Pete Best, dan William James. Mark juga menyajikan beragam analogi menarik dalam karyanya yang satu ini.

Buku ini termasuk jenis Self- Improvement, isi dari buku ini sedikit terkesan nyeleneh tetapi demikian adanya. Euforia yang akan kita rasakan saat membaca buku ini ialah tertawa dalam 3 bentuk yaitu berat, sedang dan ringan lalu mengeluarkan air mata bahkan sampai tersedu membenarkan apa yang Mark tuliskan di buku.

Dari buku “Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat” kita disadarkan bahwa diri ini tak akan bisa sempurna, adakalanya kita harus berteman dengan keadaan yang tidak disukai dan berhenti menghindar dari keadaan itu.

Dengan menerima dan mengakui keadaan tersebut, berarti kita sudah melangkah maju untuk mencapai hal yang ingin dicapai. Dan pada akhirnya kita akan menyadari bahwa kebahagiaan yang diinginkan itu asalnya dari kebaikan bukan kesempurnaan.

(Redaktur Tulisan: Intan Sari)

 

Leave a comment