Hits: 12
Claudita Piesesta Tarigan / Sri Muliana
Pijar, Medan. Sumpah Pemuda adalah janji yang penting dalam memperkuat persatuan, juga sebagai wujud perjuangan dalam membela bangsa Indonesia. Pertama kali diikrarkan pada 28 Oktober 1928, Sumpah Pemuda disampaikan dalam Kongres Pemuda Kedua yang diadakan di Batavia, nama lama kota Jakarta. Kongres yang dipimpin oleh Soegondo Djojopoespito ini berlangsung selama dua hari, dari 27- 28 Oktober 1928. Dari pertemuan ini dihasilkan keputusan penting yang menegaskan kecintaan terhadap tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia.
Poin-poin utama tersebut dirumuskan menjadi tiga butir sumpah yang diketik oleh Muhammad Yamin.
Pertama, kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.
Kedoea, kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga, kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Hingga saat ini, Sumpah Pemuda sudah merayakan ulang tahunnya yang ke-96, yang mana memiliki tema yang berbeda setiap tahunnya. Adapun tema yang diusung kali ini adalah “Maju Bersama Indonesia Raya” dengan peringatan puncaknya yang digelar di Anjungan Rumah Adat DI Yogyakarta Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada tanggal 28 Oktober 2024.
Tema ini dibuat oleh pemerintah dengan ekspektasi mengajak para pemuda untuk ikut berpartisipasi memajukan nama Indonesia di mata global. Keberagaman para pemuda dipercaya akan menjadi kekuatan utama bagi negara untuk mencapai kemajuan negara dengan semangat bersama.
“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Namun, potensi ini hanya dapat diwujudkan melalui suatu kunci yaitu utama kolaborasi dan kerja bersama, ” kata Dito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olahraga yang dikutip dari laman kemenpora.go.id.
Logo 96 tahun ini penuh makna di setiap elemennya. Logo tersebut memuat bendera Merah Putih yang melambangkan semangat nasionalisme. Di bagian tengah, terdapat tiga sosok pemuda dengan warna yang berbeda sebagai simbol keberagaman di Indonesia. Warna pertama, yang mirip serabut jagung, melambangkan usia muda para pemuda Indonesia yang menjadi sumber kehidupan. Warna kedua, emas muda, mewakili potensi generasi masa depan. Sementara itu, warna ketiga menggambarkan harapan Indonesia untuk mencapai Generasi Emas.
Rio Valentino Pakpahan, salah satu mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Sumatera Utara (USU) menceritakan sebuah pengalaman yang berkaitan tentang bagaimana mahasiswa menganut janji-janji tersebut.
“Mahasiswa masa kini belum sepenuhnya mengikuti aturan Sumpah Pemuda. Namun, dalam lingkungan akademis, penerapan Sumpah Pemuda sudah ditetapkan mendasar bagi insan-insan akademis. Hal ini dapat dilihat dari cara berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baku ketika mengikuti kegiatan pembelajaran,” ujarnya.
(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)