Hits: 49

Jennifer Francesca

Pijar, Medan. Jims Honey Medan bersama Ikatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Imajinasi FISIP USU) berkolaborasi dalam seminar “Komunikasi Monetisasi dan Kreativitas: Dari Hobi Menjadi Profesi”. Acara yang dipersembahkan untuk mahasiswa ini dilangsungkan di Ruang Teater FISIP USU pada Senin (28/10/24).

Acara ini mengundang Munzaimah Masril, dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan Nafissa Maharani, Creative Marketing Jims Honey Medan sebagai pembicara, serta Mario Caesar Mandagi, Operational Manager Jims Honey Medan sebagai moderator.

Pada gelar wicara, Nafissa membahas tentang cara menemukan pekerjaan yang disukai, pembentukan citra diri (personal branding) yang baik, dan merancang portofolio diri dalam bidang kreatif. Nafissa juga menjelaskan strategi pemasaran yang ia terapkan dalam mengembangkan merek Jims Honey di Medan.

“Kunci untuk mengembangkan bisnis kami itu, adalah dengan pesan yang efektif (relevan, informatif, dan interaktif) dan konsisten. Contohnya di relevan, karena kami ini brand tas fashion, jadi di sini aku memberikan informasi bahwa kita itu brand lokal Indonesia yang memiliki kualitas yang bagus dengan harga yang terjangkau. Jadi, relevan ke orang-orang, bisa mencakup semua orang—dari menengah ke atas, menengah ke bawah juga dapat,” kata Nafissa.

Nafissa juga mengangkat topik mengenai cara meningkatkan engagement pada media sosial yaitu melalui kolaborasi, termasuk brand, key opinion leader (KOL), event, lembaga, fitur iklan sosial media, dan interaksi dengan pelanggan. Ia menekankan bahwa interaksi intensif dengan pelanggan itu penting untuk membangun loyalitas pelanggan dan membentuk reputasi perusahaan yang baik.

Menggali Strategi Pemasaran ala Jims Honey Medan melalui Seminar “Komunikasi Monetisasi dan Kreativitas: Dari Hobi Menjadi Profesi" - www.mediapijar.com
Penyerahan sertifikat kepada Nafissa Maharani selaku pembicara.
(Sumber Foto: Dokumentasi Panitia Seminar Imajinasi X Jims Honey Medan)

Acara ini ditutup oleh Munzaimah yang mengingatkan kembali para mahasiswa untuk tetap memperhatikan etika dan inklusivitas dalam membuat konten untuk dimonetisasi.

“Ingat, komunikasi itu yang dibahas adalah pesan. Kita disini belajar bagaimana membuat sebuah pesan untuk kemudian ditransfer melalui media tertentu hingga akhirnya komunikan itu tertarik. Jadi, kalian nantinya ketika mulai mau membuat sebuah konten—yang mudah-mudahan bisa dimonetisasi—, pastikan dulu, ini aman nggak, ya? Jangan sampai nanti mau kreatif, tapi malah tersangkut masalah hukum, kita harus profesional,” ujar Munzaimah.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment