Hits: 6
Hafizh Mahmud
Pijar, Medan. Saat lagu kebangsaan diputar, apakah kamu pernah tertegun sekaligus menghayatinya? Lalu mengingat cerita sejarah pahlawan yang mengorbankan diri untuk memperjuangkan kemerdekan bangsa? Tahu kah kamu bahwa sikap nasionalisme serta patriotisme dikalangan generasi milenial, sudah mulai runtuh karena Perkembangan tekhnolgi dan dunia hiburan?
Program studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara , bersama Masyarakat Sejarawan Indonesia cabang Sumatera Utara mengadakan Acara Seminar Nasional yang diselenggarakan pada Selasa, (21/11) di Four Points By Sheraton. Mengusung tema, Mengenang dan Menghargai Perjuangan Para Pahlawan Nasional asal Sumatera Utara,” acara ini sukses membekali para peserta dengan ilmu.
Acara dimulai dengan laporan ketua panitia, yakni Dr. Suprayitno, M.Hum, lalu disusul kata sambutan oleh Dekan FIB USU Dr. Budi Agustino, Rektor USU Prof. Dr. Runtung, dan juga Pandam I/BukitBarisan Mayjend. Cucu Somantri. Lalu di lanjutkan oleh para pemateri, salah satunya oleh Prof. Dr. Haryono,M.Pd dari Universitas Negeri Malang.
Sosok pahlawan yang dibutuhkan sekarang ini adalah orang yang berjuang dengan ide-ide dan pikiran. Berinovasi yang baik untuk kemajuan di masa generasi berikutnya. Sumatera Utara sebagai masyarakat yang memiliki kebudayan yang berbeda, karena budaya yang beragam melahirkan era- era baru yang lebih baik,” ungkap Prof. Haryono pada materinya.
Pahlawan (sansakerta): phala-wann, berarti orang yang yang menghasilkan buah /hasi- buah yang bermanfat, sering juga disebut hero. Sosok yang berani dalam membela kebajikan. Ada dualisme nilai: kebaikan dan kejahatan. Siapa saja yang berani membela dan memperjuangkan kebaikan adalah pahlawan.
Beberapa nama-nama Pahlawan Nasional Sumatera Utara yang gagah berani dalam memperjuangkan kebajikan. Ada Kiras bangun, beliau adalah seorang ulama dari tanah Karo yang menggalang pasukan lintas agama, di Sumatera Utara dan Aceh dalam menentang Belanda.
Kemudian Djamin Ginting, yang awalnya bergabung dengan satuan militer Jepang. Djamin Ginting diangkat sebagai komandan pada pasukan bentukan Jepang. Pernah menjadi panglima Kodam Bukit Barisan dan Duta Indonesia untuk Kanada. Lalu H. damm Malik, wakil presiden Indonesia yang ketiga pernah menjabat sebagai menteri Indonesia, di beberapa depertemen. Adam Malik juga mempelopori terbentuknya ASEAN pada tahun 1967. Mereka hanya sebagian dari banyaknya pahlawan-pahlawan asal Sumatera Utara.
Mari sama-sama kita jaga rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan kita. Zaman boleh berubah, tapi sejarah kita jadi panutan kita dalam membangun Indonesia.
(Redaktur Tulisan: Viona Matullessya)