Hits: 20
Josephine / Wiva Anza Dewata
Pijar, Medan. Belakangan ini, intensitas orang yang mengalami fenomena FOPO alias Fear of Other People’s Opinions di Indonesia semakin meningkat. Tidak hanya di dunia nyata, fenomena FOPO yang dikenal sebagai rasa cemas akan opini orang lain atas diri sendiri juga kini telah menjalar di dunia maya.
FOPO adalah suatu fenomena kekhawatiran atau kecemasan yang dialami oleh seseorang mengenai penilaian atau pendapat orang lain terhadap dirinya, baik berupa cara bertindak, cara berpakaian, dan lain sebagainya. Kecenderungan untuk mempertimbangkan pandangan orang lain ini didasari oleh adanya keinginan untuk selalu terlihat sempurna di depan umum, keinginan untuk selalu disukai orang-orang, dan juga keinginan untuk diterima di kalangan masyarakat.
Seseorang yang mengalami FOPO biasanya sering merasa ragu-ragu, takut, cemas, dan tidak percaya diri. Ketika berada pada suatu diskusi, mereka akan sulit mengemukakan pendapat secara bebas. Mereka akan lebih memilih untuk tidak mengemukakan pendapat dan mengikuti opini dari masyarakat mayoritas. Hal ini karena mereka merasa takut kalau opininya akan membuat diri mereka dipandang negatif oleh masyarakat.
Bukan hanya itu, orang yang FOPO juga cenderung menyesuaikan diri mereka secara berlebihan dalam suatu lingkungan sosial. Tak jarang mereka akan mengubah gaya berpakaian atau perilaku mereka sesuai dengan lingkungan sosial tersebut. Ini dilakukan karena mereka takut mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial bila diri mereka tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh orang lain.
Adapun FOPO menjadi suatu permasalahan psikologis yang dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah pada kesehatan mental. Orang dengan ketakutan akan penilaian orang lain yang terus berlanjut mampu mengakibatkan kecemasan sosial yang memunculkan adanya kemudahan stres bila berpikir terlalu keras akan pikiran orang lain terhadap dirinya. Ini diungkapkan oleh Kornelius (23), mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara (USU) yang pernah mengalami FOPO sebelumnya.
“Dampak yang paling kurasakan sih, jadi sering merasa terkekang gitu, merasa stres karena terlalu memikirkan pendapat orang lain, terus aku juga jadi bingung gitu kalau mau mengambil keputusan,” ungkapnya.
Untuk menghadapi fenomena FOPO, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
- Menumbuhkan kesadaran diri
Ketika seseorang sadar dengan pikiran dan perasaan mereka, hal ini akan mempermudah dalam mengidentifikasi indikator yang mengakibatkan rasa takut mereka akan penilaian orang lain.
- Mengembangkan filosofi pribadi
Dengan memiliki filosofi pribadi yang mencakup nilai-nilai serta keyakinan dasar, seseorang akan lebih mengutamakan apa yang menjadi penting bagi dirinya dibandingkan apa yang mungkin dipikirkan oleh orang lain.
- Berlatih positif
Pernyaatan positif mampu membantu mengalihkan perhatian seseorang dari opini orang lain, sehingga akan mengurangi kecemasan dan meingkatkan rasa percaya diri dalam dirinya.
- Atasi ketidaknyamanan
Saat seseorang mencoba mengatasi ketidaknyamanan dengan keluar dari zona nyaman, ini menjadi faktor penting dalam pertumbuhan mental dirinya, di mana orang tersebut akan menyadari bahwa pandangan orang lain tidak seburuk yang dibayangkan dan bahwa seseorang tersebut mampu melakukan sesuatu hal yang dia rasa dia tidak bisa sebelumnya.
Lebih lanjut, Kornelius juga ikut membagikan kebiasaan yang dia terapkan untuk dirinya sebagai salah satu solusi dalam menghadapi FOPO yang dialaminya itu.
“Aku mulai membiasakan diri untuk bertanya alasan dari tindakan atau perkataanku, dan bertanya ke diri sendiri, seperti apakah perlu mendengarkan pendapat orang lain. Perlahan juga aku mencoba untuk berani mengambil Keputusan. Untuk mengambil keputusan ini, tentunya juga harus memakai alasan yang rasional. Terus juga kalau misalnya ada hal yang bersifat pribadi, misalnya seperti pakaian atau musik yang disukai, terus ada orang yang mengomentari itu, aku biarkan saja,” jelas Kornelius.
Dengan demikian, FOPO bukanlah salah satu fenomena yang perlu ditakuti oleh masyarakat. Dengan berhenti terlalu fokus terhadap opini orang lain dan mulai mengenali diri sendiri, seseorang akan kurang merasa cemas dan menjadi lebih percaya diri. Jadi, mulailah mencintai diri sendiri dan jangan biarkan FOPO menjadi penghambat dalam mencapai keberhasilan hidupmu!
(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)