Hits: 31

Reny Elyna Ridwan

Pijar, Medan. Selesai dibangun pada 2024, Kolam Retensi Universitas Sumatera Utara (USU) yang merupakan program kerja Pemerintahan Kota (Pemko) Medan bekerja sama dengan USU masih menuai keluhan warga terkait efektivitasnya dalam mengurangi banjir di sekitar kawasan tersebut. Meski kolam ini telah berfungsi sesuai dengan rencana, mekanisme kerjanya masih membutuhkan waktu untuk menunjukkan hasil yang optimal.

Kepala Dinas SDABMBK, Topan Obaja Putra Ginting, dikutip dari laman usu.ac.id menjelaskan mekanisme kerja kolam retensi ini.

“Kolam ini akan menampung air ketika drainase kolekter sudah mencapai ketinggian 1,3 m. Dengan kapasitas tampung 10.000 m³ air, kolam ini bertujuan mengurangi beban pada area yang sedang dalam keadaan hujan sehingga tidak membebani sistem drainase yang sudah ada,” ujarnya.

Topan menambahkan, Kolam Retensi USU ini dibangun dengan luas sekitar 2.875 m². Pengoperasiannya nantinya akan dibantu dengan empat pintu yang terdiri dari dua pintu keluar dan dua pintu masuk. Kemudian, antara kolam satu dengan kolam kedua akan dihubungkan dengan kotak berukuran 2 x 2 m.

Kolam Retensi USU Solusi Banjir yang Butuh Waktu - www.mediapijar.com
Kolam Retensi USU sudah 100% selesai
(Sumber Foto: Instagram Prokopim_pemkomedan)

Kolam retensi ini diharapkan mampu menampung air dari drainase di sekitar USU, Jalan Jamin Ginting, hingga Pajak Sore, sehingga dapat menyelamatkan sekitar 400 Kepala Keluarga (KK) yang selama ini terdampak banjir.

Kolam retensi, yang mampu menampung 10.000 m³ air, beroperasi dengan cara menampung limpahan air dari drainase ketika kapasitasnya sudah maksimal. Namun, penurunan volume banjir di daerah sekitarnya tidak terjadi secara instan, karena sistem drainase dan pengaliran air ke sungai membutuhkan penyesuaian.

Menurut penjelasan Bayhaqqy, salah satu warga setempat, Kolam Retensi USU ini sudah membantu dalam mengatasi permasalahan banjir.

“Kolam ini sudah membantu, walaupun tidak langsung kelihatan hasilnya atau membutuhkan waktu. Namun, banjirnya tidak separah sebelum adanya kolam retensi ini,” jelasnya.

Ia juga menambahkan harapannya agar kolam retensi yang dibangun ditambah alat pendukung agar mekanisme penampungan air lebih cepat lagi, sehingga tidak terjadi banjir yang terlalu lama.

Hal ini menunjukkan bahwa meski kolam retensi telah mengurangi dampak banjir, hasilnya belum sepenuhnya memadai dan masih membutuhkan waktu untuk mencapai efektivitas optimal.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment