Hits: 50
Claresa Windy Thiara Br Tarigan
Pijar, Medan. Wanita inspiratif adalah kalimat yang cocok menggambarkan sosok Tri Purwanti. Akrab disapa sebagai Madam Puri, pada tahun 2017 ia terpilih menjadi salah satu ketua RT Terbaik di DKI Jakarta. Prestasi ini membuat sosoknya menjadi lebih dikenal luas oleh publik, ditambah lagi dengan kisah inspiratifnya dalam membina anak-anak “istimewa” yang pernah terjerat kenakalan remaja.
Kenakalan remaja bukanlah hal yang mudah untuk ditangani apalagi dengan adanya stigma di masyarakat yang membuat para remaja dengan kondisi tersebut semakin terpinggirkan. Remaja yang bermasalah tidak pernah dipandang secara baik oleh masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan oleh perilaku mereka yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Anak-anak seperti inipun biasanya kesulitan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik karena mereka merasa tidak ada dukungan dari siapapun dan tidak ada tempat untuk bersandar.
Namun, sosok Madam Puri memiliki sikap yang berbeda. Ia merasa prihatin melihat anak-anak remaja yang terlibat tawuran, mabuk-mabukan, narkoba, dan kenakalan remaja lainnya. Hal ini tentunya berkebalikan dengan anggapan masyarakat pada umumnya yang menganggap bahwa anak-anak remaja dengan perilaku tersebut perlu dihindari. Berkenaan dengan itu, Madam Puri pun merasa bahwa anak-anak yang terjerat kenakalan remaja justru perlu dibimbing dan diarahkan dengan baik agar nantinya masa depan mereka menjadi lebih baik serta positif.
Kisah Madam Puri sebagai sosok yang merangkul para remaja bermasalah dimulai ketika dirinya menjabat sebagai ketua RT pada tahun 2016 di Kelurahan Bambu Apus, Cipayung, DKI Jakarta. Melihat para remaja di lingkungan sekitarnya erat dengan pergaulan yang buruk, membuat hatinya tergerak untuk membawa mereka ke jalan yang lebih baik.
Kondisi itu pun mendorongnya untuk menyediakan sebuah pendopo di samping rumahnya sebagai tempat belajar bagi anak-anak tersebut. Madam Puri tidak gentar dan merasa yakin bahwa langkahnya ini bisa menjadi awal baru dalam membawa anak-anak tersebut ke kehidupan yang lebih baik walaupun tindakannya ini mengundang komentar negatif dari beberapa pihak.
Alih-alih menyebut mereka sebagai remaja bermasalah, Madam Puri lebih suka menyebut mereka sebagai anak-anak “istimewa”. Istimewa dalam hal ini disebabkan oleh latar belakang mereka yang berbeda dari remaja pada umumnya. Ada yang pernah menjadi bandar narkoba bahkan hingga terlibat dalam kegiatan atau menjadi bagian dari geng motor.
Melalui pembinaan yang dilakukan oleh Madam Puri, perlahan anak-anak “istimewa” ini mulai berubah karena kegiatan positif yang diajarkan saat mengisi waktu luang. Kegiatan positif yang dilakukan ini dapat meningkatkan keterampilan (skill) yang berguna bagi mereka di kemudian hari. Beberapa keterampilan yang diajarkan ialah bermain musik, mempelajari otomotif, program belajar pengajian, dan mengolah sisa limbah plastik menjadi barang yang lebih berguna.
Harapan Madam Puri dalam kegiatannya ini sangatlah mulia. Ia ingin agar anak-anak remaja terpinggir ini dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu membuktikan bahwa mereka dapat menjadi anak muda yang mandiri serta sukses nantinya. Sukses di sini bukan hanya dalam artian materi, tetapi juga sukses membuktikan bahwa mereka bisa menjadi manusia yang berguna bagi keluarga serta masyarakat maupun wilayah sekitar.
(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)