Hits: 13
Reny Elyna
“Di mana ada penderitaan, di situlah ada tugas bagi kita untuk membantu.” – Henry Dunant
Pijar, Medan. Setiap tanggal 8 Mei, dunia memperingati Hari Palang Merah Internasional. Sebuah momentum untuk membangkitkan kesadaran akan pentingnya organisasi kemanusiaan ini dan menghormati peranannya dalam meringankan penderitaan manusia di seluruh dunia.
Dikutip dari pmimedan.or.id, sejarah panjang Palang Merah dimulai pada tahun 1859. Henry Dunant, seorang warga negara Swiss, menyaksikan pemandangan mengerikan dari Pertempuran Solferino di Italia. Terinspirasi oleh penderitaan para prajurit yang terluka, Dunant mengusulkan pembentukan badan sukarela yang memberikan bantuan medis tanpa pandang bulu di medan perang.
Inisiatif Dunant melahirkan Gerakan Palang Merah, bertujuan untuk melindungi kehidupan dan kesehatan serta mempromosikan martabat manusia, terutama dalam situasi konflik bersenjata. Dalam hal ini ia menekankan pentingnya tanggung jawab manusia untuk membantu sesama, terlepas dari perbedaan dan konflik yang ada.
Seperti kutipan yang diutarakan Nelson Mandela, “Tidak ada aksi yang lebih mulia daripada memberi waktu Anda dan tenaga untuk membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan”.
Dengan begitu, Palang Merah berkembang cepat menjadi organisasi internasional yang mengoordinasikan upaya bantuan dalam berbagai situasi krisis, termasuk bencana alam, konflik bersenjata, dan pandemi global.
Di Indonesia, peran Palang Merah sangatlah penting. Sebagai negara yang sering terkena musibah alam, Palang Merah Indonesia (PMI) menjadi tulang punggung dalam upaya penyelamatan dan pemulihan. Selain itu, PMI aktif dalam memberikan bantuan kemanusiaan di berbagai daerah yang terdampak konflik bersenjata dan memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mendukung peringatan Hari Palang Merah Internasional. Pertama dengan menyumbangkan waktu, tenaga, atau dana untuk menunjang kegiatan kemanusiaan yang dilaksanakan Palang Merah. Kedua, mengikuti pelatihan dan kursus yang ditawarkan oleh PMI untuk menjadi relawan yang siap membantu dalam situasi darurat. Selain itu, sebarkan pula kesadaran akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dan promosikan perdamaian serta penghormatan terhadap hukum internasional.
Dilansir dari kemendikbud.go.id, tema Hari Palang Merah Internasional 2024 adalah “I Give with Joy, and the Joy I Give Is a Reward” yang menggambarkan esensi dari pemberian dan kebahagiaan dalam memberikan bantuan kepada sesama. Tema ini pun memancarkan semangat sukarela dan kebahagiaan yang terasa saat memberikan dukungan serta bantuan kepada yang membutuhkan.
Melalui tema ini, Palang Merah mengajak semua orang untuk merasakan kegembiraan dalam memberi karena tindakan itu bermanfaat bagi penerima dan juga dapat berdampak bagi kebahagiaan pemberi. Setiap tindakan kebaikan yang dilakukan dengan sukacita membawa dampak yang jauh lebih besar daripada yang dapat diukur secara materi.
Bay Haqqy, pendonor darah aktif yang gemar mengikuti program kemanusiaan menjelaskan bahwa kebahagiaan sejati adalah ketika dapat menolong orang.
“Saya percaya bahwa memberi dengan sukacita adalah kunci untuk merasakan kebahagiaan yang sejati. Setiap kali saya mendonorkan darah melalui PMI, saya tidak hanya memberikan bagian dari diri saya, tetapi juga mengalami kepuasan yang luar biasa dalam membantu sesama. Ini bukan hanya tentang memberikan darah, tetapi tentang memberikan bagian dari hati saya kepada orang-orang yang membutuhkan, dan itulah yang membuat saya selalu kembali untuk terlibat dalam kegiatan kemanusiaan,” jelasnya.
(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)