Hits: 16
Cindy Nathasya Silalahi
Pijar, Medan. Pernahkah kamu keliru dalam memaknai sebuah gambar pada benda mati? Jika pernah, bisa saja kamu mengalami fenomena pareidolia. Mungkin istilah pareidolia terdengar asing untuk beberapa orang, tetapi pareidolia termasuk salah satu fenomena dalam dunia psikologi, loh!
Istilah pareidolia berasal dari bahasa Yunani, yakni “para” yang berarti sesuatu yang salah dan “eid’lon” yang artinya bentuk tertentu. Fenomena ini disebut sebagai ilusi visual atau kesalahan penafsiran yang menyebabkan persepsi tidak sesuai dengan kenyataan. Ilusi menjadi suatu hal yang wajar terjadi dalam persepsi. Adanya distorsi fisik atau psikologis membuat suatu ilusi terjadi.
Lantas, apakah yang dimaksud dengan pareidolia? Fenomena pareidolia adalah kemampuan seseorang dalam menafsirkan suatu bentuk, pola, atau objek tertentu pada benda-benda mati seakan terlihat hidup.
Terdapat beberapa contoh yang menandakan ketika seseorang mengalami fenomena pareidolia, seperti melihat wajah di dinding yang bertekstur, bentuk awan yang menyerupai sosok tertentu, bentuk rumah yang terlihat seperti wajah manusia, dan sebagainya. Fenomena ini bisa dialami oleh setiap orang dan merupakan hal yang normal.
Berbagai penampakan yang terjadi bisa saja berbeda di pandangan orang-orang yang melihatnya, meskipun mereka memandang objek atau benda yang sama. Fenomena pareidolia ini sangat beragam bentuknya, tergantung dari persepsi orang yang mengalaminya. Mengutip dari sebuah studi yang dipublikasikan dalam Association for the Scientific of Consciousnees pada laman klikdokter.com, pareidolia adalah fenomena yang berhubungan dengan sifat dan kondisi emosi seseorang.
Secara sederhana, ketika seseorang memiliki perasaan senang atau melihat ekpresi wajah bahagia maka ia akan melihat ilusi ekspresi bahagia pada benda mati yang dilihatnya, begitu pun sebaliknya.
Namun, apakah fenomena pareidolia merupakan hal yang berbahaya?
Dikutip dari kumparan.com, pareidolia bukanlah sebuah penyakit atau kelainan, tetapi dapat menjadi penyebab yang menimbulkan penyakit tertentu. Beberapa penyakit yang dimaksud ialah seperti lewy body dementia atau gangguan dalam mengingat dan multiple system atrophy (MSA) atau gangguan sistem saraf hingga parkinson.
Akan tetapi, kamu tidak perlu mendiagnosis diri sendiri, karena hal tersebut bisa berbahaya atau justru memperburuk kondisimu.
Lalu, apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi fenomena pareidolia?
Pertama, bersikap tenang dan tidak perlu khawatir karena kecemasan akan membuat ilusi semakin terlihat nyata. Kamu harus sepenuhnya sadar dan mengontrol dirimu bahwa hal tersebut hanya sebuah ilusi. Kedua, kamu bisa mengalihkan pandanganmu ke tempat atau objek lain untuk mengurangi rasa takut yang terjadi.
Lalu yang ketiga, ketika semua cara tersebut sudah dilakukan, tetapi tidak menimbulkan perubahan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, disarankan untuk segera melakukan konsultasi ke dokter supaya mendapatkan solusi dan penanganan yang tepat.
Bagi kamu yang mengalami fenomena pareidolia secara berkepanjangan, sebaiknya kamu harus berhati-hati dan jangan meremehkan kondisi tersebut.
(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)