Hits: 61
Nabila / Raymond Putra Pratama Silalahi
Pijar, Medan. Kabaddi merupakan permainan di mana setiap tim akan bergantian mengirimkan orang dari satu timnya ke area musuh. Istilah Kabaddi berasal dari kata ‘Kai Pidi’ dalam bahasa Tamil yang berarti “berpegangan tangan”. Dari data historis, Kabaddi berasal dari zaman prasejarah di negara bagian Tamil Nadu, kurang lebih 4.000 tahun yang lalu.
Kabaddi pertama kali diangkat menjadi permainan modern pada tahun 1911. Pada tahun 2004, permainan ini pun resmi dimainkan dalam piala dunia. Lalu, didirikanlah International Kabaddi Federation oleh seorang presiden bernama Ashish Pachori dari India. Federasi ini menjadi badan pengatur internasional Kabaddi yang keanggotaanya terdiri dari 31 asosiasi nasional.
Kabaddi dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang yang berukuran 10×13 meter dalam permainan yang diperuntukkan bagi pria. Di lain sisi, untuk wanita, lapangan Kabaddi berukuran 8×12 meter yang dibelah dua oleh satu garis sehingga menjadi lebih kecil dibandingkan lapangan yang diperuntukkan bagi pria.
Permainan ini memiliki aturan dasar seperti satu tim beranggotakan tujuh orang dengan tiga orang sebagai pemain cadangan. Permainan ini pun dimainkan selama 20 menit dalam dua babak dengan lima menit istirahat antarbabak.
Dalam permainan ini, ada syarat untuk tidak melewati batas-batas yang telah ditentukan. Batas yang dimaksud adalah garis batas yang ada di ujung arena, garis area permainan yang menandakan area luas lapangan, dan garis tengah lapangan yang memisahkan area permainan menjadi dua sisi yang berukuran setengah lapangan.
Tidak hanya itu, batas lain yang dimaksud ialah garis baulk yaitu garis yang sejajar dengan garis tengah dan berjarak 3,75 meter serta garis bonus yaitu garis sejajar dengan garis baulk dan berjarak 1 meter dari garis tersebut.
Adapun beberapa istilah-istilah penting yang harus diketahui dari olahraga Kabaddi ini ialah raider (penyerang), stopper atau antiraider (tim lawan yang mencegah raider), dan revive (cara untuk “menghidupkan kembali” pemain dengan mengeluarkan seorang lawan.
Istilah lain yang sering digunakan dalam permainan ini, yakni lona (dua point ekstra yang diperoleh dengan mengeluarkan seluruh anggota tim lawan) dan super catch (menangkap musuh menggunakan tiga orang pemain sehingga mendapat point tambahan).
Para pemain dari masing-masing tim secara bergantian berlari melewati garis tengah lapangan ke area kekuasaan lawan untuk menyentuh anggota tim musuh, kemudian kembali ke area kekuasaan tim. Namun, jika tim penjaga berhasil mencegah masuknya tim penyerang melewati garis tengah lapangan untuk kembali ke area permainan sendiri maka tim penyerang tidak akan memperoleh poin.
Dalam pertandingan Kabaddi, pemain dapat memperoleh poin dengan beberapa cara, yaitu satu poin ketika raider berhasil kembali ke area permainan setelah menyentuh lawan. Jika seorang anggota tim menyerang di luar gilirannya maka tim lawan memperoleh satu poin. Lalu, ketika tim “menghidupkan kembali” pemain secara tidak berurutan maka tim lawan memperoleh satu poin.
Selanjutnya, jika raider saat menyerang tidak mengatakan “kabaddi” atau terlambat mengatakan “kabaddi” dan jika ada lebih dari satu raider yang melintasi tengah lapangan maka tim lawan memperoleh satu poin.
Untuk memperoleh dua poin, tim penyerang harus berhasil mengeluarkan seluruh tim lawan. Lalu, yang terakhir, poin tambahan. Poin ini didapatkan ketika berhasil menangkap musuh dengan menggunakan tiga orang pemain atau kurang.
Meski permainan Kabaddi ini kurang populer di Indonesia, tetapi keunikan dari permainan ini sudah mendunia sampai diikutsertakan di ASEAN Games ke-XVII yang berlangsung di Incheon, Korea Selatan. Di Indonesia, olahraga ini pertama kali dimainkan pada tahun 2008 dalam acara Asian Beach Games.
(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)