Hits: 36

Muhammad Fikri Haikal Saragih

Pijar, Medan. Program Studi (Prodi) Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar Festival Kebudayaan Antropologi 2023 dengan mengusung tema “Sedari I Tanoh Pakpak” yang memiliki arti sehari di tanah Pakpak. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 09.00-16.00 WIB di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) pada Rabu (29/11/2023).

Rangkaian acara diisi dengan pertunjukan yang berasal dari kebudayaan suku Pakpak. Mulai dari busana, tarian, hingga musik bertajuk kebudayaan Pakpak. Acara juga dihadiri oleh Dekan FISIP USU, para dosen Prodi Antropologi Sosial, mahasiswa, alumni, serta tamu undangan lainnya.

Festival Kebudayaan Antropologi sendiri merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Prodi Antropologi Sosial.

“Jadi, Antropologi ini merupakan jurusan yang berbasis budaya dan sosial. Oleh karena itu, ini sudah menjadi acara tahunan untuk Antropologi menyelenggarakan festival yang bernuansa budaya,” ungkap Tiur Sianturi selaku panitia Festival Kebudayaan Antropologi 2023.

Festival kebudayaan ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya yang belum begitu banyak diketahui oleh masyarakat luas.

“Tujuannya untuk memperkenalkan budaya. Bukan hanya budaya yang sudah pernah kita lihat saja, melainkan budaya seperti Pakpak. Pakpak itu, kan, belum diperkenalkan ke masyarakat,” jelasnya.

Suasana pengunjung Festival Antropologi 2023
(Fotografer: Muhammad Fikri Haikal Saragih)

Selain menampilkan pertunjukan dari budaya Suku Pakpak, Prodi Antropologi juga menghadirkan kegiatan Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) dan bazar makanan serta kerajinan.

Festival Kebudayaan Antropologi ini diharapkan dapat tetap menjadi wadah untuk memperkenalkan budaya-budaya Indonesia yang kurang dikenal oleh masyarakat.

“Jujur saya salut karena mengambil tema dari Pakpak, banyak kalangan masyarakat belum tahu tradisi dari Pakpak ini, kearifan lokal yang mereka miliki. Harapan saya di tahun ke depannya, kiranya Antropologi ini bisa menjadi wadah tetap untuk memperkenalkan budaya-budaya yang belum familiar di masyarakat,” harap Tiur.

Hal serupa juga disampaikan oleh Stephanie Marsella Tarigan yang merupakan salah satu pengunjung dari Festival Kebudayaan Antropologi ini.

“Semoga kegiatannya semakin ramai, bazarnya lebih banyak, dan festival seperti ini juga semoga mengangkat budaya Suku Karo, karena saya orang Karo yang punya marga Tarigan,” ucap Stephanie.

Kegiatan Festival Kebudayaan Antropologi 2023 ditutup dengan nyanyi bersama dengan seluruh panitia, mahasiswa, dan juga para tamu undangan termasuk dosen serta alumni Prodi Antropologi Sosial USU dari berbagai stambuk.

 

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment