Hits: 40
Nazwa Alya / Hannysa
Pijar, Medan. Serial drama Gadis Kretek yang dinanti-nantikan telah hadir sebagai adaptasi dari novel dengan judul yang sama milik Ratih Kumala tahun 2012. Serial ini disutradarai oleh Kamila Andini dan Ifa Isfansyah. Menariknya, novel ini masuk dalam 10 pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa pada 2012 lalu.
Serial drama ini bercerita tentang kisah cinta, sejarah, dan perjuangan dari seorang peracik saus kretek. Dipenuhi dengan penderitaan dan pengorbanan, wanita dalam serial ini dipandang sebelah mata.
Serial Gadis Kretek ini menceritakan tentang Soeraja yang diperankan oleh Ario Bayu, si pemilik perusahaan rokok kretek yang sakit. Namun sebelum meninggal, ia mengutarakan keinginan terakhirnya untuk bertemu dengan seorang wanita bernama Jeng Yah yang bukan istrinya.
Atas keinginannya untuk bertemu dengan Jeng Yah, Soeraja pun meminta anaknya, Lebas, yang diperankan Arya Saloka, untuk mencari Jeng Yah di seluruh Kota Jawa Tengah. Mereka berusaha menemukan sosok Jeng Yah yang misterius.
Lalu, adegan dilanjutkan dengan kembali ke masa lalu saat industri kretek di Kota M dikuasai oleh perusahaan milik juragan bernama Idroes Moeria. Idroes memiliki dua anak perempuan, Dasiyah (diperankan Dian Sastrowardoyo) dan Rukayah (diperankan Tissa Biani). Dasiyah, anak perempuan sulung, memiliki ambisi untuk menciptakan saus kretek terbaik. Dasiyah tidak hanya pandai dalam memilih tembakau terbaik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk meracik saus kretek.
Namun, hanya karena Dasiyah atau Jeng Yah merupakan seorang perempuan, niat itu sirna. Perempuan masih dipandang sebelah mata oleh laki-laki pada masa itu. Ayah Dasiyah sangat menyukai lintingan rokok yang dibuat olehnya, tetapi orang lain tidak percaya bahwa dia bisa membuat saus.
Suatu hari, ayah Dasiyah membawa masuk Soeraja, seorang pemuda yang terlantar, untuk bekerja di perusahaannya. Lama-kelamaan, Dasiyah terpikat dengan sosok Soeraja yang tangkas dan cepat belajar. Dasiyah memberikan Soeraja saus kretek buatannya, yang diapresiasi oleh pria itu. Sebaliknya, Dasiyah juga memberikan pengetahuan melinting kepada Soeraja.
Tapi suatu hari, ayah dan ibu Dasiyah memutuskan untuk menikahkan salah satu anak rekan bisnis mereka. Dasiyah ragu dengan keputusan kedua orang tuanya karena dia lebih memilih Soeraja sebagai orang yang dia inginkan.
Saat ini, Lebas terus mencari sosok Jeng Yah dan mendapatkan petunjuk dari seorang dokter bernama Arum, yang diperankan oleh Putri Marino. Sebelum ayah Lebas mengembuskan napas terakhir, keduanya bekerja sama untuk mencari Jeng Yah.
Gadis Kretek berhasil menggambarkan karakter perempuan dalam suasana patriarki di masa lalu dengan akting memukau dari Dian Sastrowardoyo sebagai Jeng Yah, serta didukung oleh akting Ario Bayu sebagai Soeraja.
Alur cerita pada film ini cukup menarik, dengan penggunaan dua latar waktu yang berbeda, yaitu pada tahun 60-an dan 2000-an. Film ini memiliki alur cerita yang jelas dan kompleks, sehingga memberikan pengalaman bagi penonton tanpa harus kebingungan. Pewarnaan khas serta set tempat yang dibangun sedemikian rupa dapat menggambarkan bagaimana kondisi di zaman dahulu. Hal itu didukung dengan soundtrack dan background yang menyatu dengan cerita.
Serial ini memiliki durasi masing-masing episode sekitar satu jam, sehingga penonton memiliki waktu yang cukup untuk meresapi setiap detail ceritanya. Film ini sangat cocok ditonton dan bisa dinikmati bukan hanya untuk penonton Indonesia, tetapi penonton secara global juga.
Apakah kamu tertarik untuk mencari tahu lebih dalam tentang kretek lewat film Gadis Kretek? Jangan lupa masukkan ke dalam daftar tontonanmu, ya!
(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)