Hits: 26
Alya Rizky Fitriani
Pijar, Medan. Hari Air Sedunia kembali diperingati pada tanggal 22 Maret 2023. Dilansir dari laman worldwaterday.org, tema Hari Air Sedunia yang ke-31 ini berkenaan dengan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDG ke-6, yaitu menuju air bersih dan sanitasi yang layak untuk dunia pada tahun 2030.
SDGs adalah tujuan pembangunan berkelanjutan yang dirancang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bercita-cita untuk menunjang kesejahteraan merata di dunia. SDGs berisi agenda-agenda yang diharap dapat terealisasikan ketika tahun 2030 tiba. Dari 17 agenda SDGs, diantaranya adalah goal ke-6 atau SDG 6 yang berfokus kepada isu mengenai air bersih dan sanitasi layak. SDG 6 digerakkan oleh United Nations Water (UN-Water), lembaga PBB yang mengurus permasalahan air dunia.
Kebutuhan air di dunia meningkat seiring bertambahnya populasi. Kelangkaan air dapat menyerang masyarakat dengan penyakit malaria dan diare yang berujung kematian. Dikutip pula dari unicef.org per 20 Maret 2023, 190 juta anak di 10 negara di Benua Afrika berisiko tinggi terancam air, sanitasi, dan kebersihan yang tidak memadai.
Kebutuhan akan air dan sanitasi yang bersih disuarakan lewat Hari Air Sedunia yang memiliki urgensi untuk diperingati. Sehingga, disuarakannya SDG 6 melalui kampanye-kampanye yang dilaksanakan setiap 22 Maret. Dilansir dari unwater.org, kampanye Hari Air Sedunia 2023 hadir dengan nama “Be The Change”. Harapannya agar masyarakat dapat terdorong untuk memperbaiki cara dalam menggunakan, mengkonsumsi, dan mengelola air.
Sekretaris Umum PBB, António Guterres melalui akun pribadi Twitternya menyatakan dukungan terhadap kampanye “Be The Change” bahwa masih ada miliyaran orang di luar sana yang kesulitan mendapat air maupun sanitasi. Oleh karena itu, menjadi tugas kita melakukan sesuatu untuk mempercepat perubahan.
“The world is woefully off-course to achieve our goal of water & sanitation for all by 2030. Billions of people still don’t have safe water & toilets. We can all do something to accelerate change,” ujar António pada Senin (16/01/23).
(Redaktur Tulisan: Naomi Adisty)