Hits: 151

Hanina Afifah / Sherenika Azalia

Pijar, Medan. Tahukah kamu apa itu olahraga Petanque? Petanque (dibaca petang) merupakan olahraga melempar bola dari Prancis yang menggunakan bola besi dan sistem permainannya hampir mirip dengan bermain kelereng. Hanya saja, bolanya berukuran lebih besar dengan diameter 70,5–80 mm dan bobot 650–800 gram. Olahraga ini diadopsi dari permainan zaman Yunani Kuno pada abad ke-6 SM yang mulanya hanya melempar koin ataupun batu datar.

Menelisik dari sejarahnya, sekitar abad ke-14 olahraga Petanque ini pernah dilarang oleh Raja Louis XIV untuk dimainkan rakyat kelas bawah dan hanya diperuntukkan bagi keluarga kelas atas atau bangsawan saja. Namun, seiring berjalannya waktu pada abad ke-17 tepat pada masa Kaisar Napoleon Bonaparte berkuasa, olahraga melempar ini sudah dapat dinikmati oleh semua kalangan sehingga banyak digemari masyarakat Eropa.

Waktu demi waktu berjalan, muncul Petanque versi modern yang diperkenalkan oleh Jules Boule Lenoir pada1907 di Kota La Ciotat, Provence, Selatan Prancis.  Petanque dilakukan dengan cara melemparkan bola besi sedekat mungkin kepada bola kayu bernama jack sebagai target pelemparannya.

Di Indonesia, olahraga Petanque berada di bawah naungan Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) yang berdiri pada 18 Maret 2011. Olahraga ini masih terdengar awam bagi masyakat Indonesia, sebab baru muncul pada 2011 bersamaan dengan dilaksanakannya SEA Games XXVI di Kota Palembang.

Alasan lain mengapa Petanque belum begitu populer di Indonesia ialah karena perlengkapan yang harus dipersiapkan untuk memainkan olahraga ini bisa menguras kocek yang lumayan serta material dari bolanya tidak dapat ditemukan di Indonesia. Jadi, untuk mempunyai perlengkapan Petanque harus dipesan dari luar negeri seperti Singapura atau Thailand terlebih dahulu.

Adapun terkait praktik dari olahraga ini, sebaiknya kita mempersiapkan diri untuk berkonsentransi terlebih dahulu sebelum beraksi. Sebab, bermain Petanque membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi untuk membidik boule alias bola besinya secara akurat ke arah yang menjadi sasaran.

Umumnya, terdapat dua tim yang dipertandingkan secara bergantian, yang mana masing-masing timnya terdiri atas tiga pemain. Masing-masing memegang 3 boule dan berdiri di tengah lingkaran, kemudian melemparkan bola jack terlebih dahulu dengan jarak 6–10 meter, lalu disusul dengan melemparkan boule tanpa memindahkan kaki dari tempat membidik.

Jika berbicara mengenai prestasi Petanque, walaupun namanya tidak sefamiliar olahraga melempar lainnya, tak menutup kemungkinan segudang prestasi lahir dari para atlet yang berbakat dalam cabang olahraga ini. Beberapa atlet Petanque dari Indonesia pernah mewakili perlombaan tingkat nasional bahkan internasional.

Dilansir dari laman dialeksis.com, tujuh atlet Petanque asal Aceh tepatnya dari Univesitas Syiah Kuala berhasil mencetak prestasi belakangan ini. Mereka memperoleh 3 medali emas dan 1 medali perunggu dari 6 medali yang dipertandingkan pada kejuaraan Petanque tingkat nasional di Jawa Timur, 14–18 Juli 2022.

Di tingkat internasional,  tim mereka mewakili Petanque Indonesia pada acara 20TH ASEAN University Games di Thailand, tanggal 29 Juli–7 Agustus 2022. Mereka juga berhasil menduduki peringkat 5 dari 278 peserta tim pada ajang Johor International Men Women Double Open Petanque, 27–28 Agustus 2022 di Johor Bahru, Malaysia.

Meskipun olahraga ini belum lama berkembang di Aceh, berkat ketekunan para pemain dan kerja keras pelatih, mereka bisa menorehkan prestasi yang gemilang dalam dunia Petanque ini.

Sama pula halnya dengan di Medan. Olahraga Petanque tidak begitu terdengar familiar. Namun, ternyata sudah berdiri FOPI Sumatera Utara di Lapangan Stok Binaguna Medan, daerah Tanjung Mulia. Bahkan, pada Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) 30 November 2022 lalu, terdapat pertandingan untuk cabang olahraga Petanque dan diikuti oleh para atlet yang mahir di bidangnya.

Jika ingin mengenal lebih dalam atau bahkan ingin mencoba olahraga Petanque ini di Kota Medan,  kamu dapat mengunjungi Lapangan Stok Bina Guna, Medan.

(Redaktur Tulisan: Laura Nadapdap)

Leave a comment