Hits: 52

Elisabeth Steffany/ Sulisintia Harahap

Pijar, Medan. Kehidupan yang begitu luas selalu berhiaskan berbagai cerita yang terkadang di luar nalar manusia. Pembelajaran yang diperoleh dapat mengubah kepribadian seseorang menjadi lebih baik, salah satunya dengan menjadi pribadi yang jujur. Namun, nilai kejujuran tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya. Sama seperti apa yang diungkapkan oleh buku Botchan, bahwa yang jujur akan sulit berkembang, memiliki musuh di mana-mana, dan memiliki kehidupan yang selalu terombang-ambing.

Botchan karya Natsume Soseki yang diterbitkan pada tahun 1906 merupakan salah satu karya sastra yang banyak digemari. Berbagai pesan kehidupan dapat kita temukan dalam buku ini.

Natsume Soseki merupakan sastrawan Jepang yang cukup terkenal dengan novel yang diterbitkannya. Jika Indonesia memiliki Eka Kurniawan, maka Jepang memiliki Natsume Soseki sebagai sastrawan yang ternama di negaranya.

Buku ini menceritakan seorang anak laki-laki yang tumbuh dengan label seorang anak yang nakal dan diperkirakan tidak akan memiliki masa depan yang cerah. Namun, Botchan berhasil membungkam orang lain dengan profesi dan prestasi yang telah diraihnya.

Diceritakan bahwa pada saat berusia dua puluhan, Botchan melanjutkan kehidupannya dengan menempuh pendidikan di sebuah universitas dengan jurusan ilmu alam – subjek matematika. Setelah itu, ia memilih hidup di sebuah desa di Jepang dan menjadi guru matematika di salah satu sekolah menengah atas.

Di sekolah yang diajarkannya, Botchan melakukan pemberontakan terhadap sistem sekolah yang dinilai bobrok. Ketidakadilan yang ada di sekolah mendorong Botchan untuk melakukan pemberontakan tersebut. Sifat yang selalu terus terang dan berpegang pada kejujuran kerap kali membuat Botchan kesulitan.

Saat ini, di Indonesia sendiri kita sedang menghadapi kehidupan yang sama seperti apa yang dihadapi oleh Botchan. Kehidupan yang menganggap bahwa orang jujur adalah musuh dan orang yang bermuka dua adalah teman. Sayangnya, tidak banyak dari kita yang berani mengambil sikap seperti Botchan. Sikap berani membawa perubahan yang lebih baik lagi ke depannya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Cerita kehidupan Botchan yang berusaha menggapai keadilan di tengah kericuhan Jepang pada saat itu dirangkum dengan sangat baik. Pembaca diajak untuk berani jujur dalam menghadapi berbagai keadaan dan berani mengambil langkah untuk membuat perubahan. Tidak ada salahnya untuk berani tampil beda dari orang lain, karena kita hidup bukan hanya untuk menerima, tetapi juga diterima.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca oleh para penggemar buku. Selain ceritanya yang menarik, kita juga akan mendapatkan banyak pembelajaran melalui kehidupan yang dijalani oleh Botchan.

Buku ini memiliki banyak versi terjemahan dan telah dijual di berbagai negara Di Indonesia sendiri, buku ini dapat dibeli di toko buku dengan penulisan yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Jadi tunggu apa lagi nih, yuk segera datangi toko buku terdekat di daerahmu!

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment