Hits: 81

Dira Claudia Bahroeny

Pijar, Medan. Banyak orang yang berusaha untuk menghindari pembahasan mengenai politik, sama halnya dengan ekonomi. Kedua topik ini dianggap terlalu berat untuk dibahas oleh orang yang memiliki sedikit bahkan nihil pengetahuan mengenai hal tersebut. Namun, bagaimana jika kedua topik ini dibungkus dengan menarik dalam sebuah karya?

Buku Negeri Para Bedebah menceritakan mengenai seorang konsultan keuangan bernama Thomas yang sangat pintar dan kaya. Dalam buku ini kita akan mengikuti kisahnya dalam menyelamatkan pamannya yang biasa disapa Om Liem, yang terlibat dalam kasus Bank Semesta.

Inspirasi penulisan buku ini sendiri diperkirakan hadir melalui profesi sang penulis, Tere Liye, yaitu seorang akuntan. Sumber inspirasi lain pun berasal dari peristiwa yang terjadi di Indonesia. Sebab, buku ini seakan mengajak kita untuk kembali pada tahun 2008 saat peristiwa besar dalam perekonomian Indonesia terjadi. Saat itu, sebuah bank di Indonesia terkuak melakukan penyalahgunaan dana nasabahnya. Lebih mengejutkan lagi, penyelewengan ini digerakkan oleh sang pemilik bank beserta keluarganya.

Meski topik yang di angkat cukup berat, Tere Liye berhasil mengemasnya dengan asyik sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan. Tidak hanya menyajikan cerita, tetapi pembaca juga akan mendapatkan pengetahuan mengenai ekonomi dunia. Buku ini juga menyajikan data-data dan riset sebagai informasi pendukung. Cerita yang disajikan pun cukup detail, membuat pembaca tidak memiliki celah untuk bertanya.

Episode pertama.
(Fotografer: Dira Claudia Bahroeny)

Saat memasuki bagian pertama, mungkin anda akan sedikit kesulitan dalam memainkan imajinasi. Belum lagi terdapat beberapa kata dalam dunia ekonomi yang terdengar asing bagi sebagian orang sehingga sulit untuk mengerti ceritanya. Namun, buku ini memiliki daya pemikat yang sanggup menenggelamkan kita ke dalam cerita yang disajikan.

Tere Liye mengajak para pembaca untuk mengikuti alur cerita yang maju-mundur sesuai dengan ciri khasnya. Bahkan, karakter Thomas sendiri akan diungkapkan di tengah cerita. Hal menarik lainnya, perjalanan Thomas dalam menyelesaikan masalah Bank Semesta ternyata hanya memakan waktu selama dua hari.

Melalui Negeri Para Bedebah, Tere Liye berusaha menggambarkan bahwa “para bedebah” itu nyata. Sebagaimana yang tertera pada sampul buku cetakan pertama, terdapat seorang pria berhidung panjang dan seekor musang. Ini menggambarkan kondisi dunia ekonomi yang dipenuhi para pembohong dan orang-orang rakus.

Buku ini juga mengajarkan kita bahwa bukan orang miskin yang harus ditakuti. Melainkan mereka yang memiliki kekuasaan, yang mampu membayar siapa saja demi meraih kemenangan.

“Ketika satu kota dipenuhi orang miskin, kejahatan yang terjadi hanya level rendah, perampokan, mabuk-mabukan, atau tawuran. Kaum proletar seperti ini mudah diatasi, tidak sistematis dan jelas tidak memiliki visi misi, tinggal digertak, beres. Bayangkan ketika kota dipenuhi orang yang terlalu kaya, dan terus rakus menelan sumber daya di sekitarnya. Mereka sistematis, bisa membayar siapa saja untuk menjadi kepanjangan tangan, tidak takut dengan apapun. Sungguh tidak ada yang bisa menghentikan mereka selain sistem itu sendiri yang merusak mereka.”

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment