Hits: 142

Rani Sakraloi

“Jika wanita adalah perwujudan kekuasaan, kekayaan, dan kecerdasan (Durga, Lakshmi, Saraswati), lalu apa yang membuat para pria merasa sangat superior.”

Pijar, Medan. Kisah Penguasa Kamathipura era 1960-an diangkat menjadi sebuah film biografi Bollywood yang memukau. Film diadaptasi dari bab “The Matriarch of Kamathipura” dalam buku berjudul Mafia Queens of Mumbai yang ditulis oleh S. Husain Zaidi. Film garapan Sanjay Leela Bhansali ini berdurasi 154 menit dan menjadi salah satu film Bollywood yang sukses tahun ini.

Sepanjang film berlangsung, kita akan disuguhkan perjalanan hidup Gangubai melawan takdirnya yang tragis hingga menjadi dewasa dan tangguh. Berasal dari keluarga bermartabat, Ganga Harjeevandas Kathiawadi (Alia Bhatt) yang muda dan ceria memiliki mimpi menjadi bintang Bollywood. Sayangnya, mimpi itu hancur ketika kekasihnya menjualnya ke rumah bordil di Kamathipura dan harus menjalani prostitusi sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Ganga pun mengubah namanya menjadi Gangu setelah melayani pelanggan pertamanya. Sejak saat itu, ia memiliki tekad dan tak pernah takut untuk menunjukkan kekuatannya. Hingga pada suatu hari, ia dapat bertemu dengan salah satu mafia paling ditakuti dan menjadi saudara angkatnya, yakni Rahim Lala (Ajay Devgn). Kecerdasan, pengalaman, dan koneksi adalah senjata utama yang perlahan membawa Gangubai menjadi perempuan yang sangat berpengaruh.

Di balik kelamnya jalan kehidupan yang Gangubai lalui, rentetan kemenangan dan nasib baik yang memuaskan juga ia alami. Gangubai mengerti betul akan nasib yang selama ini dihadapinya sehingga ia pun optimis dengan berupaya melindungi 4.000 wanita di Kamathipura dan memberikan masa depan yang cerah bagi generasi muda maupun putri dari PSK. Ia rela mengorbankan lelaki yang dicintainya agar perempuan muda tidak terjeremus ke dunia yang sama sepertinya.

Gangubai tak malu mengakui profesinya dan ia berjuang penuh untuk kesejahteraan dan perlindungan terhadap PSK dalam bentuk legalisasi prostitusi. Walau mereka diperlakukan layaknya kriminal dan tersisih dari masyarakat, Gangubai dengan lantang menyatakan bahwa harga diri mereka tak akan pernah habis. Gangubai adalah pejuang terhadap pemberdayaan perempuan di wilayah prostitusi dan contoh nyata tegarnya seorang perempuan yang mengalami penindasan maupun penghinaan.

Kisah mengenai aktivis sosial, pekerja seks, dan mucikari yang tercatat dalam sejarah India ini membawa rangkaian makna dan pelajaran penting. Perempuan rawan menjadi korban dari kekejian dunia yang tidak aman, tapi sebaliknya mereka seringkali diperlakukan layaknya orang buangan. Oleh karena itu, perempuan harus saling mendukung dalam situasi apapun dan berjuang melawan penindasan.

Film ini membawa topik yang sensitif, tetapi dipoles dengan rapi. Mendorong akan renungan terhadap isu-isu hak perempuan pekerja seks dan anak-anak mereka yang selayaknya mendapatkan perlakuan manusiawi, perlindungan akan kekerasan, dan fasilitas yang memadai. Sebagai sesama manusia, kita tidak memperlakukan mereka sebagai musuh, tapi juga tidak memujanya melainkan menerima mereka sebagai anggota masyarakat dan melihat tindakannya yang baik seperti ketika kita melihat tokoh Gangubai itu sendiri.

Secara keseluruhan, plot dari tiap babak berjalan dengan cepat dalam mengupas kepribadian Gangubai yang polos menjadi sosok yang kuat dan disegani. Seolah penonton dipaksa mengikuti alur tanpa memberi kesempatan sejenak untuk mengekspresikan kekaguman akan alur yang tersampaikan.

Namun, narasi dan penokohan yang sepadan membuat film ini tak bosan untuk ditonton. Keberanian dan kontroversi yang dibumbui drama kriminal memberikan perhatian khusus akan tokoh utama itu sendiri.

Seperti biasa, ciri khas film Bollywood tak pernah terlepas dari selingan nyanyian dan tarian. Di lain sisi, adegan selingan ini justru diaplikasikan dengan porsi yang pas dan menghibur. Esensinya tidak hilang serta unsur sentimen dan visual yang meriah menjadi nilai tambah akan keberhasilan film ini.

Tak hanya memiliki pesan mendalam, film ini juga patut diapresiasi dari berbagai aspek mulai dari penampilan mengesankan dari para aktor hingga estetika visual yang memanjakan mata. Meski membawa tema prostitusi, tetapi film ini tidak semata-mata menjurus pada hal tersebut. Namun, alangkah baiknya kita cerna sebagai film yang mengajarkan cara berani untuk bangkit berubah akan sistem kehidupan yang dangkal dan gelap. Film Gangubai Kathiawadi ini telah rilis sejak Februari 2022 dan saat ini tersedia di Netflix.

(Redaktur Tulisan: Tasya Azzahra)

Leave a comment