Hits: 122

Marcheline Darmawan

Pijar, Medan. Coba bayangkan, bagaimana jika kalian melakukan kesalahan? Mungkin sebagian besar manusia pasti akan merasa bersalah dan mencari cara untuk memperbaiki atau menebus kesalahan tersebut. Namun, apakah pernah terbayangkan kalau sebuah kesalahan ternyata dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa seperti halnya Oops I Dropped the Lemon Tart.

Oops I Dropped the Lemon Tart adalah hidangan ikonik restoran Osteria Francescana yang memiliki plating layaknya sebuah karya seni abstrak. Namun, nama dan plating dari menu unik ini tidak tercipta begitu saja tanpa alasan. Makanan ini lahir dari ide seorang chef berkebangsaan Italia yang bernama Massimo Bottura dan sedikit ‘kecelakaan’.

Cerita bermula saat sous chef Taka Kondo hendak menyiapkan dua piring lemon tart untuk disajikan kepada pelanggan. Dalam persiapannya, ia tak sengaja menjatuhkan sepiring lemon tart di counter dan menghancurkannya.

Crust lemon tart hancur berkeping-keping dan zabaione terciprat seperti tinta.  Sous chef Taka merasa sangat bersalah akan hal itu dan bahkan siap untuk mengakhiri hidupnya untuk menanggung kesalahan itu, tetapi chef Massimo memiliki pandangan yang berbeda.

Chef Massimo melihat hidangan yang hancur itu sebagai suatu kesempurnaan dalam ketidaksempurnaan. Ia merasa hidangan itu terlihat indah dan sempurna dengan zabaione yang terciprat. Chef Massimo kemudian memutuskan untuk menyajikan dua piring lemon tart tersebut dengan plating yang baru tercipta itu. Ia mereka ulang situasi yang sama di piring lain agar keduanya terlihat serupa. Dari peristiwa itulah nama Oops I Dropped the Lemon Tart diambil.

Meskipun bermula dari sebuah kesalahan, nyatanya menu Oops I Dropped the Lemon Tart menjadi hidangan makanan penutup populer di restoran yang terletak di Kota Modena itu. Popularitasnya tentu tidak dapat dipisahkan dari pemikiran brilian chef Massimo.

Dalam kanal Youtube The Staff Canteen, Chef Massimo membagikan pandangannya tentang peristiwa berkesan itu. Menurutnya, peristiwa itu bagaikan puisi dalam kehidupan sehari-hari. Kesalahan sous chef Taka ia lihat dengan sudut pandang yang tidak dibayangkan orang lain. Ia membuat sesuatu yang ‘terlihat’ menjadi ‘tidak terlihat’.

Kita seringkali memandang kesalahan sebagai suatu kegagalan yang harus diperbaiki, harus dikembalikan ke keadaan seharusnya. Namun, apakah berbuat kesalahan itu sendiri adalah sebuah kesalahan?

Berbuat kesalahan itu wajar, yang harus diubah adalah pemikiran dan pandangan kita. Kita tidak menyadari bahwa kesalahan yang ada merupakan kesempatan untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Kita sudah sibuk dan terbiasa dengan kehidupan sehari-hari sampai lupa untuk menyisihkan ruang kosong untuk lebih menikmati hidup sehingga kita tidak dapat melihat peluang yang datang dari sebuah kesalahan.

Seperti yang dikatakan chef Massimo, “berbuat kesalahan adalah manusiawi, dan dalam cara tertentu itu indah”.

(Redaktur Tulisan: Muhammad Farhan)

Leave a comment