Hits: 25
Zian Nabilla Barus
Pijar, Medan. Memasuki tahun ketiga era pandemi Covid-19 membuat beberapa peringatan hari besar tahunan masih terbatas. Begitu pula peringatan Isra Mikraj. Biasanya umat muslim memperingatinya dengan berbagai macam acara, seperti pengajian, perlombaan azan atau qiroatul qur’an, ta’lim, dan lain sebagainya. Bahkan di tiap daerah maupun negara memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam merayakan hari di mana Rasulullah SAW. mendapatkan perintah salat 5 waktu bagi umat muslim tersebut.
Isra Mikraj diyakini terjadi pada bulan Rajab sebelum Rasulullah SAW. hijrah ke Madinah. Banyak perbedaan pendapat para ulama terhadap tanggal pastinya peristiwa Isra Mikraj ini terjadi. Meskipun begitu, peristiwa ini tetap menjadi sebuah peristiwa yang selalu diperingati setiap tahunnya.
Tahun ini, pemerintah di Indonesia menetapkan Isra Mikraj pada tanggal 28 Februari. Meski sebelumnya terjadi perbedaan pendapat dengan Nahdatul Ulama yang menetapkan hari peringatan Isra Mikraj pada 1 Maret.
Pada masa pandemi yang sulit ini, Isra Mikraj dapat diperingati dengan cara yang lain. Karena pada hakikatnya, inti dari hari Isra Mikraj adalah merenungi peristiwa Isra Mikraj itu sendiri serta meneladani sikap Rasulullah dalam menghadapi peristiwa tersebut. Salah satunya dengan mengulik kembali sejarah peristiwa Isra Mikraj dari berbagai artikel, buku dan lainnya.
Dalam peristiwa Isra Mikraj, Rasulullah melakukan perjalanan dari kota Makkah ke Baitul Maqdis, lalu ke langit ketujuh dalam waktu satu malam. Dalam perjalanan tersebut pula, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan langsung perintah salat 5 waktu bagi seluruh umat muslim. Peristiwa tersebut tentu sulit diterima oleh akal manusia. Untuk itu, dengan mengulik lebih dalam mengenai kisah dari peristiwa Isra Mikraj ini akan menambah keimanan terhadap Allah subhanahu wa ta’ala.
Selain itu, hari tersebut dapat diisi dengan kegiatan-kegiatan positif, seperti mendengarkan kajian dari ustaz melalui platform media sosial, memperbanyak zikir, dan memperbaiki salat menjadi lebih khusyuk.
“Cara aku dalam mengambil faedah Isra Mikraj adalah dengan mendengarkan kajian yang disampaikan muballigh atau ustaz, memanjatkan doa, berzikir sebanyak-banyaknya, memperbanyak sholat Sunnah serta tilawah Al-Qur’an, guna meningkatkan keimanan kepada Allah subhanahu wa ta’ala,” ungkap Marina sebagai salah satu remaja yang rutin menghadiri kajian di masjid.
Israk Mikraj bukan sekadar perayaan tahunan biasa, melainkan sebuah peristiwa yang dapat dijadikan sebuah pelajaran dan faedah untuk meningkatkan keimanan sebagai manusia dalam menjalankan kehidupan.
(Redaktur Tulisan: Laura Nadapdap)