Hits: 190
Pijar, Medan. Kedai kopi memiliki suasana tersendiri yang mampu membuat pembelinya merasa nyaman seakan di rumah kedua. Bahkan, tak jarang orang yang berkunjung ke kedai kopi untuk menyelesaikan pekerjaan karena kedai kopi dirasa mampu meningkatkan produktivitas.
Tak hanya di kota besar, kehadiran kedai kopi pun bak jamur bermunculan di kota kecil. Salah satunya Lims Cafe Koktong yang ada di Jalan R.A. Kartini No.1, Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai, Sumatera Utara.
Sebagai salah satu kedai kopi yang memiliki tingkat persaingan tinggi, Lims Cafe Koktong Binjai harus mengenali budayanya sendiri. Kedai ini hendaknya bisa memperkuat karakteristik budayanya guna bertahan dalam persaingan yang lebih ketat. Fungsi-fungsi budaya organisasi jika bisa terealisasikan dengan baik akan menimbulkan dampak positif bagi usaha, yaitu membuat perusahaan mempunyai ciri khas tersendiri yang secara tidak langsung akan berpengaruh ke konsumen.
Banyaknya kedai kopi ini mengakibatkan persaingan bisnis yang lebih ketat. Selain citra rasa kopi dan desain interior atau eksterior tempat, budaya organisasi menjadi salah satu peran penting dalam strategi manajemen sumber daya manusia. Tak hanya itu, membuat sebuah kedai kopi yang memiliki ciri khas yang kuat dalam upaya menarik pelanggan/konsumen juga diperlukan. Sehingga mampu memenangkan persaingan.

Adanya budaya organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi dan diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada setiap anggota baru. Nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya.
Seperti yang dipaparkan oleh salah satu karyawan Kafe Lims Koktong Binjai, Reza Purnama. “Karyawan Koktong mengampu dan berharap suasana nyaman, tenang dan solid layaknya keluarga dalam sebuah rumah, di mana Koktong dirasakan sebagai rumah bagi karyawannya. Koktong perlu agar terus bertahan, hendaknya budaya kekeluargaan yang sudah setara dengan keinginan karyawan ini bisa terus berlangsung guna meningkatkan rasa nyaman karyawan dalam bekerja,” ucapnya.
Reza juga menambahkan Koktong hendaknya bertahan dan memanfaatkan budaya kekeluargaan ini agar mencapai hasil yang maksimal. Dengan budaya kekeluargaan yang mayoritas sudah dirasakan sekaligus diinginkan oleh karyawan Koktong, ini yang kemungkinan membuat Koktong dapat bertahan dari segi sumber daya manusianya hingga saat ini, dan terus berkembang di tengah gempuran pesaing yang terus berkembang dengan inovasi-inovasi baru.
Lims Cafe Koktong juga mengimplementasikan budaya kekeluargaan yang membuat karyawan nyaman bekerja di kafe itu. Budaya clan ini benar menguntungkan kafe Koktong agar mencapai hasil yang maksimal.
(Penulis merupakan mahasiswa /mahasiswi program studi Ilmu Administrasi Bisnis , Fakultatif Ilmu Sosial & Ilmu Politik , Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari Josepin Willi Berlin Siahaan dan Fairuz Jelita).