Hits: 52

Winda Yanti Samosir / Laura Nadapdap

Pijar, Medan. Komunitas Bumi Literasi adakan sebuah webinar bertajuk “Build Up and Improve Your Public Speaking Skills“, Selasa (7/12/21) pukul 19.30 WIB. Diselenggarakan via Google Meet, webinar ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan public speaking dan rasa percaya diri.

Acara ini menghadirkan Yovita Alviana sebagai pembicara. Wanita muda ini adalah seorang wirausahawan yang aktif menjadi pembicara di berbagai webinar.

Pengenalan profil Yovita Alviana sebagai pembicara dalam webinar. (Sumber foto: Dokumentasi pribadi)

Mengawali pemaparannya, ia menjelaskan masalah yang kerap terjadi saat seseorang hendak berbicara di depan umum. Masalah tersebut adalah rasa cemas atau kurang percaya diri, kurangnya penguasaan materi, dan lemahnya teknik yang dimiliki. Meski begitu, menurutnya hal ini tak perlu dijadikan persoalan yang besar.

Mendukung pernyataannya itu, ia kemudian memberikan solusinya. “Seseorang dapat menjadi public speaker karena tiga faktor, yaitu dari lahir atau karena bakat, faktor lingkungan, dan faktor latihan. Faktor latihan ini adalah yang paling efektif mengatasi masalah-masalah tadi,” ucapnya.

Selain latihan, penguasaan teknik public speaking dinilai penting. Teknik itu berupa variasi suara, ekspresi wajah, kontak mata, dan bahasa tubuh dari si pembicara.

Lebih lanjut Yovita menjaskan bahwa volume, intonasi, kecepatan, dan artikulasi suara saat berbicara di depan banyak orang harus diperhatikan. Hindari berbicara dengan nada datar.

“Ibarat mobil, kalau digas terus akan menabrak. Sebaliknya, jika direm terus mobil enggak akan jalan. Jadi itu pentingnya mengolah naik turunnya intonasi, dan keras lembutnya suara,” jelasnya dengan analogi.

Dari segi ekspresi wajah dan tatapan mata, seorang pembicara sebaiknya tidak terpaku pada satu benda dalam waktu yang lama. Hal itu dapat menimbulkan kesan tidak nyaman pada audiens. Hindari pula menggelengkan kepala saat berbicara yang dapat membuat audiens tidak fokus. Sebaliknya, berikanlah senyuman saat berbicara.

Terakhir, Yovita menyampaikan bahwa penampilan dan keberadaan public speaker tidak kalah pentingnya. Ia menyampaikan agar pembicara dapat menyesuaikan busananya dengan konsep acara dan hadir tepat waktu.

Public speaker yang baik juga harus bisa menyesuaikan gaya bahasanya dengan audiensnya. Audiens remaja akan berbeda penyampaiannya dengan orang tua.

Usai pemaparan materi oleh Yovita, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Jernia Nengsih selaku moderator.

“Hal besar tidak dicapai secara tiba tiba. Hal besar dibentuk dari bongkahan air mata, waktu, keringat, uang, perasaan, dan darah,” ungkap Yovita menutup webinar.

(Redaktur Tulisan: Tasya Azzahra)

Leave a comment