Hits: 102
Anggun Anggryna Tobing / Miftahul Jannah Sima
Pijar, Medan. Gigacover melaksanakan webinar bertajuk “Dampak Kesehatan Mental Terhadap Karir dan Perusahaan”. Webinar ini bertujuan untuk menyosialisasikan tentang betapa pentingnya kesahatan mental khususnya dalam pekerjaan. Melalui platform Zoom Meeting pada Selasa (30/11/2021), webinar ini dimulai pukul 19.00–21.00 WIB.
Menurut Agatha selaku Psychology Enthusiast, pada saat pandemi, isu kesehatan mental mulai banyak diangkat. Kini masyarakat lebih aware terhadap isu ini, apalagi dalam lingkungan pekerjaan.
Banyaknya perusahan yang menerapkan work from home (WFH) kepada seluruh karyawan di masa pandemi, secara tidak langsung membuat para pekerja menjadi jarang berinteraksi langsung dengan rekan kerjanya. Hal ini juga menjadikan para pekerja merasa cepat bosan dan tak jarang juga tertekan dengan deadline yang ada, di mana hal-hal tersebut bisa memicu mental illness.
Namun, diagnosis kecemasan atau kesehatan mental lainnya tidak bisa disimpulkan berdasarkan dugaan dari ciri-ciri kecemasan saja. Perlu orang yang ahli pada bidang ini, seperti psikolog. Agatha juga menyatakan bahwa self diagnosis ini masih sering terjadi di masyarakat. Tak jarang, self diagnosis ini, malah menimbulkan kecemasan baru yaitu neurotik.
Cobysot Avego Putro selaku Country Head Gigacover dan Proffesional Builder mengatakan bahwa untuk menghindari kecemasan, bisa dimulai dari berada dalam lingkungan yang memberi dampak positif. Pemilihan insteraksi yang positif dalam lingkungan kerja bisa menjadi alternatif dalam mengurangi tekanan pekerjaan.
“Lingkungan kerja yang positif itu adalah lingkungan kerja di mana semua orang itu saling percaya bahwa tidak ada yang menikam. Jadi apapun yang terjadi tidak ada yang saling bunuh di dalam,” ucap Cobysot.
“Contoh, di sebuah perusahaan ada satu tim berisi lima sampai delapan orang, di tim ini tidak ada kepercayaan, lalu ada satu orang yang melakukan kesalahan, maka dia tidak akan berani jujur kepada temannya dan kepada atasannya. Ini akan menjadi pemicu stres dan menjadi pemicu terhadap kesehatan mental,” tambahnya.
Dalam dunia freelance, Coby merasa bahwa kebanyakan stres dipicu oleh adanya tekanan. Lebih lanjut, tekanan tersebut juga berasal dari diri sendiri yang tidak bisa memprediksi kemungkinan-kemungkinan di masa yang akan datang. Pemikiran mengenai gaji yang terlambat masuk, lingkungan yang kurang mendukung, dan pekerjaan yang mengharuskan lembur, menjadikan semua hal tersebut tertumpuk dalam satu pikiran sehingga menjadi boomerang terhadap kesehatan psikis.
(Redaktur Tulisan: Tasya Azzahra)