Hits: 37

Salsabila Iriska Kusnin

Sesaat setelah mentari beranjak ke peraduan dan rebah

Belum juga beranjakku dari sajadah

Masih juga kedua tanganku tertadah

Kepalaku juga masih kokoh menengadah

Kutepis rasa akan celoteh gagak tanpa arah

 

Pada sore selepas magrib beranjak

Lariku diantara lorong putih tak berjejak

Tatapanku terpaku di wajah hampamu

Kau tak lagi menatap sayang padaku

Tangisan pilu ibu menyentakkanku

 

Teriakanku tercekat di tenggorokan

Pandangan kosongku tak terima kenyataan

Siang tadi kita masih berbincang tentang masa depan

Terngiang ucapanmu yang kuanggap hanya lawakan

Katamu kau ingin segera pulang ke perbukitan

 

Ayah…

Kau diam, hanya diam dalam senyuman

Sedikitpun kau tak melirik aku dan handai taulan

Ibu juga terpaku dalam diam tanpa ratapan

Kau tak lagi memberikannya bujukan

Seperti biasanya saat dia sedang kolokan

 

Cinta pertamaku pergi dan menghilang

Berlari bahagia diantar rimbunnya ilalang

Tak terdengar lagi suaranya yang lantang

Aku terkulai seperti kalah dalam perang

Jiwaku tercabik-cabik terbang melayang

 

Pergilah, pergi panutan diri

Berbahagialah engkau disisi Ilahi

Kami  telah pula berikhlas diri

Kau telah temukan kebahagiaan yang hakiki

Meski hati masih merintih nyeri

Doaku kau selalu bahagia di tempatmu yang abadi

Leave a comment