Hits: 489
Muhammad Afif Ramadhan / Annisa Van Rizky
Pijar, Medan. Pecinta sepak bola sedang dihebohkan dengan salah satu teknologi baru yang bernama “VAR”. Banyak dari kalangan pecinta sepak bola, pemain hingga pelatih sepak bola memberikan pendapat mereka tentang teknologi tersebut. Namun, sebenarnya apakah teknologi VAR itu?
VAR atau video assistant referee adalah teknologi baru dalam sepak bola yang dapat disebut juga sebagai teknologi pembantu wasit. Teknologi VAR hadir beberapa tahun lalu, yang mana diterapkan pertama kali di dunia sepak bola pada ajang Piala Dunia 2018. Kegunaan teknologi ini adalah untuk membantu kinerja wasit. VAR digunakan untuk memutuskan beberapa peristiwa di sebuah laga sepak bola. Teknologi ini berperan dalam menentukan saat terjadinya gol, keputusan penalti, keputusan dalam memberikan kartu merah kepada pemain dan saat menjatuhkan sanksi kepada pemain.
Menurut FIFA, VAR memiliki akses ke 33 kamera, delapan yang di antaranya memiliki kemampuan slow-motion dan empat ultra slow- motion. Selain itu, mereka memiliki dua kamera khusus offside. Kedua Kamera ini hanya tersedia untuk tim wasit asisten video. Pada babak knockout ditambahkan dua kamera ultra slow-motion yang ditempatkan di masing- masing gawang. Pemutaran ulang dengan gerakan lambat akan digunakan untuk situasi faktual, contohnya seperti untuk mengidentifikasi posisi suatu pelanggaran. Sementara, untuk pemutaran dengan kecepatan normal digunakan untuk penilaian subjektif, contohnya seperti dalam menentukan apakah handball atau memang disengaja.
Dalam mengoperasikannya, tidak hanya satu orang wasit yang mengoperasikan teknologi tersebut, tetapi dibagi menjadi beberapa tim untuk bisa menjalankan teknologi ini dengan baik. Tim ini terdiri dari asisten wasit video (VAR) dan tiga asistennya yaitu AVAR1, AVAR2, dan AVAR3.
VAR mengawasi video utama di monitor bagian atas dan memeriksa atau meninjau monitor quad-split. Dia bertanggung jawab dalam memimpin tim VAR dan berkomunikasi dengan wasit di lapangan. Tugas AVAR1 adalah berkonsentrasi pada kamera utama dan terus memberikan informasi kepada VAR tentang berjalannya permainan langsung ketika sebuah insiden sedang diperiksa atau ditinjau. Untuk tugas dari AVAR2 adalah sebagai asisten wasit yang terletak di stasiun offside. Dia mengawasi dan memeriksa setiap potensi situasi offside untuk mempercepat proses pemeriksaan dan peninjauan VAR. Sementara itu, tugas AVAR3 adalah membantu VAR dalam mengevaluasi insiden dan memastikan komunikasi yang baik antara VAR dan AVAR2 yang terletak di stasiun offside.
Melihat berbagai kegunaan VAR dalam pertandingan, dapat dikatakan bahwa teknologi ini diperlukan dalam dunia sepak bola. Tetapi, selain itu VAR juga dinilai tidak perlu untuk diterapkan dalam pertandingan. Dapat kita lihat bersama, perbedaannya ketika sebelum diterapkan VAR dengan setelah diterapkannya teknologi ini. Setelah diterapkannya teknologi ini, banyak kalangan menilai bahwa VAR telah mengubah cita rasa sepak bola yang awalnya sering dibumbui sebuah kontroversi dan drama, tetapi kini sudah berkurang.
Melihat efek VAR sebelumnya, banyak juga kalangan pesepak bola hingga pelatih yang mendukung penggunaan teknologi VAR, karena dinilai dapat memberikan keadilan dan berkatnya menciptakan keputusan yang tidak salah dibuat oleh wasit Namun, ada juga pemain dan pelatih yang tidak mendukung, karena mereka menilai banyak juga kerugian yang akan didapatkan oleh para pemain maupun manajemen tim. Karena terkadang banyak juga keputusan-keputusan wasit yang dinilai tidak adil dalam memutuskan suatu keputusan. Kerugian-kerugian untuk tim misalnya ketika banyaknya tim yang gagal meraih kemenangan dalam pertandingan, karena keputusan wasit yang salah.
Kendati terkadang penggunaannya yang harus menghentikan pertandingan, sehingga membuat banyak waktu yang terbuang. Melihat penerapan VAR dalam pertandingan, membuat pertandingan sepak bola menjadi lebih kaku dan mengurangi cita rasa dan drama dalam dunia sepak bola, yang mana kontroversi juga merupakan salah satu drama dan bagian dari pertandingan sepak bola. Hal ini yang membuat VAR sebaiknya dihapuskan dalam pertandingan sepak bola.
Teknologi VAR masih terbilang baru di dunia sepak bola. Teknologi ini sudah diterapkan di berbagai kompetisi sepak bola Eropa. Namun, banyak juga negara yang belum menggunakannya karena untuk teknologi ini yang terbilang mahal untuk pembiayaannya. Banyak negara yang masih menimbang keputusan untuk menerapkannya, karena teknologi ini sendiri masih menjadi pro dan kontra.
(Editor: Muhammad Farhan)