Hits: 225

Nurul Sukma / Hesmitha Eunike

Pijar, Medan. Mimpi itu gratis. Bermimpilah segila mungkin. Suatu saat, mimpi akan menjadi waras. Jangan pernah menyerah. Gagal? Coba lagi. Manusia harus memiliki totalitas dalam mengejar mimpinya. Itulah sebuah ungkapan yang disampaikan Habib Al Kahfi Nasution, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017.

Habib, sapaan akrabnya, dikenal karena prestasi dan keaktifannya di kampus. Di balik keberhasilan yang ia raih, laki-laki kelahiran Pekanbaru, 22 Mei 2000 ini ternyata memiliki perjuangan yang gigih untuk mendapatkan berbagai pencapaian. Awalnya ia ingin menjadi seorang pilot. Namun, ternyata ia menemukan cita-citanya yang lain, yaitu menjadi seorang dokter. Menurutnya dokter adalah profesi yang memiliki jangka waktu cukup panjang dan bisa dijalani sampai ia tua.

Selain sibuk dalam perkuliahan, Habib juga turut aktif dalam organisasi Tim Bantuan Medis (TBM) Fakultas Kedokteran USU. Bahkan, Habib menjabat sebagai ketua TBM FK USU. Akhir-akhir ini ia juga disibukkan dengan membangun bisnis kecil-kecilan, membantu teman-temannya membuat start up, dan menjadi panitia KPU Pilpres USU 2020.

Habib merupakan penerima Beasiswa Unggulan sejak semester 1. Mahasiswa semester tujuh yang memiliki hobi membaca dan olahraga ini juga pernah menjadi penerima Beasiswa Rumah Kepemimpinan. Ia berbagi cerita, ketika ingin mencapai sesuatu, ia akan belajar dengan orang yang tepat. Keingintahuannya membuat ia aktif dalam berorganisasi untuk mengembangkan soft skill yang dimiliki.

“Waktu pengin IP tinggi, saya mencari mentor dengan IP tinggi juga,” ungkap Habib.

Habib pun kerap mengikuti berbagai kegiatan serta perlombaan. Tak jarang ia juga menuai prestasi dari lomba tersebut, di antaranya Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah TMSC FK UNTAN 2018, Peraih Silver Medal dalam International Festival of Innovation On Green Technology (IFINOG) Universiti Malaysia Pahang tahun 2019, Mahasiswa Berprestasi 1 Fakultas Kedokteran USU 2019.

Adanya “label” sebagai seorang penerima beasiswa dan mahasiswa berprestasi menjadi beban moral dan cambukan bagi Habib untuk menjadi seseorang yang layak dijadikan panutan. Meskipun dikenal sebagai mahasiswa yang aktif, Habib tetaplah sama seperti mahasiswa pada umumnya.

Berbagai kegiatan yang telah ia lalui, fase melelahkan saat dulu ia berada di asrama, ujian di Fakultas Kedokteran yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali, membuat ia merasakan berada di titik jenuh. Lantas, bagaimana cara Habib untuk menyemangati diri sendiri? Dengan menulis. Dari perbincangan yang dillakukan melalui sambungan telepon, Habib menuturkan bahwa baik ketika keadaan senang, sedih atau capek sekalipun, ia akan menuangkannya dalam tulisan. Menulis membuat dia merasa lega.

Meskipun usianya yang masih belia, Habib punya banyak tujuan yang ingin dicapainya. Dalam waktu dekat, Habib ingin lulus dengan IP 4.00 dan kelancaran akan urusan skripsi. Untuk jangka panjang, Habib ingin masuk ke sekolah bedah jantung di UI atau Unair pada tahun 2024, serta menjadi seseorang yang memiliki freedom financial.

(Editor: Rassya Priyandira)

Leave a comment