Hits: 15
Yoga Kashogi
Pijar, Medan. Cantik, Smart dan Humble mungkin tiga kata inilah yang menggambarkan seorang Putri Dessy Natalia Siburian yang akrab disapa Putdes. Mahasiswi jurusan Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) ini adalah Peraih Best National Costume dalam ajang Miss ASEAN International 2017. Sosok yang begitu ceria dan ramah ini memiliki perjalanan panjang dan lika?liku yang cukup berat dalam menempuh karirnya hingga sukses seperti ini.
Dimulai 2010 ketika ia mulai menjajaki dirinya sebagai model dan berjalan di atas runway hingga 2012. Dua tahun adalah waktu yang cukup menjadikan portofolio yang baik bagi Putdes. Terlebih karier seorang model pada saat itu sebatas fashion show dan catwalk, membuat Putdes mengambil keputusan untuk meningkatkan kariernya terjun di ajang duta. Ajang yang bukan hanya menampilkan kecantikan fisik semata, melainkan mengedepankan kecerdasan pikiran seseorang.
Saat 2013 Putdes mengikuti ajang Duta Genre yang dulunya bertajuk Duta Mahasiswa. Dalam ajang ini, Putdes menyandang gelar Runner-UP II dan menjabat satu tahun hingga 2014. Kemudian setelah melepas jabatannya sebagai duta Genre, Putdes kembali mengikuti ajang lain yang lebih tinggi lagi yaitu Duta Wisata Kota Medan bertajuk Jaka Dara Kota Medan 2015. Pada ajang ini, Putdes belum beruntung dan ia hanya mampu masuk dalam putaran 10 besar. Tentu kecewa dirasakan oleh dirinya, namun ia hanya mengganggap ini bukan rezeki bagi dirinya.
Pantang menyerah Putdes kembali mengikuti ajang Putra-Putri Bahari Indonesia Sumatera Utara. Pada ajang ini ia berhasil memenangkannya dan mewakili Sumatera Utara dalam ajang Nasional. Karantina pun ia jalani selama dua minggu di Jakarta, tepatnya di Sekolah Tinggi Angkatan Laut. Dalam ajang ini, ia hanya berhasil membawa pulang Gelar Persahabatan saja. Tak patah arang, ia kembali mengikuti ajang Puteri Pariwisata Sumut. Selain keberanian dan tekad kuat yang ia miliki, dukungan dari teman?temannya juga menguatkan dirinya untuk berlaga di ajang ini. Empat bulan adalah waktu yang panjang untuk melakukan persiapan sebelum ia mengikuti ajang Puteri Pariwisata Sumatera Utara. Usaha kerasnya baik olahraga, hingga melakukan diet dan merawat kulitnya berbuah manis sehingga ia masuk tiga besar. Untuk mendapatkan gelar Puteri Pariwisata Sumut, Putdes harus berjuang lagi selama empat bulan dalam masa pembekalan untuk menentukan satu orang dari tiga besar yang akan mewakili Sumatera Utara dalam ajang Puteri Pariwisata Indonesia yang diselenggarakan di Jakarta. Total delapan bulan Putdes melakukan persiapan dan akhirnya Putdes berhasil mewakili Sumatera Utara di ajang Nasional.
Namun keberuntungan tidak berpihak kepada Putdes saat itu, ia gagal masuk lima besar, karena dalam ajang ini lima besar pemenang akan diutus mengikuti ajang internasional. Putdes pulang ke Medan dengan harapan yang telah pupus untuk mewakili Indonesia di ajang internasional. Satu tahun berlalu, Putdes pun memahkotai penerusnya dan pada saat itu perwakilan yayasan Puteri Pariwisata Indonesia hadir di Medan. Seminggu setelah ia memahkotai sang penerus, Putdes mendapatkan telepon dari yayasan Puteri Pariwisata Indonesia yang memberi pemberitahuan bahwa dirinya akan mewakili Indonesia di ajang Internasional.
Tentu Putdes kaget dengan pemberitahuan tersebut, karena biasanya yang dikirim ke ajang internasional adalah puteri-puteri yang menduduki posisi lima besar ataupun sepuluh besar, atau setidaknya yang berhasil membawa selempang atau peredikat. Sementara saat itu Putdes tidak berhail masuk ke dalam lima besar maupun sepuluh besar. Bahkan ia tidak membawa satu selempangpun untuk Sumatera Utara. Namun Yayasan Puteri Pariwisata Indonesia memiliki alasan tersendiri mengapa memilih Putdes untuk berlaga diajang internasional. Yayasan Puteri Pariwisata Indonesia melihat Putdes semakin lama semakin matang, dan memang dari semua puteri-puteri yang ada, Putdes yang pantas dikirim untuk ke tingkat Internasional.
Bagi Putdes ini adalah anugerah yang luar biasa untuk dirinya karena bisa mewakili nama Indonesia di ajang internasional. Mimpi dirinya terwujud tanpa ada lima besar, dimana keinginan puteri-puteri yang ada adalah dapat dikirim dalam ajang internasional membawa nama indonesia, serta diantar oleh pageant lovers di bandara.
Dalam kesempatan besar ini, Putdes ingin membuktikan pada orang-orang belum tentu kalau kita tidak menang di ajang nasional, kita tidak bisa menang di ajang internasional, dan Putdes bertekad akan berkerja keras dalam kesempatan ini. Doa adalah kekuatan yang paling kuat bagi Putdes. Hingga doa Putdes terkabul dengan meraih gelar Miss Best National Costume. National Costume dengan bobot 35 kg yang dibuat di Bali menghantarkan dirinya berhasil mengahrumkan nama bangsa.
Tentu proses untuk menjadi seorang pemenang adalah yang paling penting dibandinngkan kemenangan itu sendiri. Bagi Putdes pemenang adalah orang-orang yang mampu mengalahkan pikiran buruk tentang dirinya sendiri. Jadi kita untuk menang harus belajar untuk mematikan pikiran pikiran buruk tentang diri kita, motivasi diri kita karena setiap orang punya ciri khas masing masing, punya talent masing?masing, dan setiap orang dilahirkan untuk menjadi seorang pemenang, tandas Putdes.
Karier Putdes tidak terlepas dari dunia kecantikan, ia memiliki motto sendiri tentang kecantikan yaitu Beauty is nothing without brain. Menurut dirinya banyak wanita cantik di-makeup jadi cantik, tapi wanita itu tidak cantik kalau dia tidak cerdas, Yak untuk saya brain nomor satu, karena kalau cantik fisik bisa dipoles dengan sentuhan tangan, tapi kalau ada yang nempel di otaknya dia pasti udah cantik auranya keluar, kata Putdes.
Putdes memberikan pesan kepada seluruh wanita. Selalu berpikir positif, karena secara otomatis aura positif kita juga akan keluar dengan sendirinya. Serta selalu humble pada semuanya, tanpa perduli siapa anda dan setinggi apa jabatan anda, karena semua orang pernah di bawah. Apapun itu selalu lakukan yang terbaik dan pantang menyerah.
(Redaktur Tulisan: Maya Andani)