Hits: 12
Nabila Chika Putri
Pijar, Medan. Setiap tahun, tepatnya pada tanggal 24 Oktober diperingati sebagai ‘Hari Dokter Indonesia’. Hari besar ini diadakan dengan maksud untuk mengingat jasa para dokter kepada masyarakat luas dan juga individu. Di masa pandemi ini, kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada para dokter yang saat ini menjadi garda terdepan dalam menghadapi Covid-19. Dengan tekad dan jasa mereka, masyarakat Indonesia yang terkena Covid-19 pun banyak yang tertolong.
Saat ini, di seluruh dunia termasuk Indonesia sedang dihadapkan dengan wabah pandemi Covid-19. Sudah hampir 8 bulan berada dalam pandemi yang entah sampai kapan akan berakhir. Tentu banyak perubahan yang terjadi dalam kehidupan kita. Di mana, kita dituntut untuk melakukan protokol kesehatan dan mengurangi aktifitas di luar rumah guna menekan angka pasien yang positif Covid-19.
Tangan merekalah yang merawat banyak pasien, mulai dari berstatus orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), hingga pasien positif Covid-19. Rasa takut dan khawatir tentu ada bagi para tenaga medis. Namun, sudah menjadi tanggung jawab mereka untuk melayani para pasien.
Di balik semangat yang mereka tunjukkan, tersimpan kekhawatiran besar karena wabah ini rentan tertular. Tidak hanya itu, kesedihan besar juga dirasakan para dokter karena harus membatasi diri untuk bertemu keluarga.
Menjadi seorang dokter, terutama di saat pandemi seperti ini harus mampu menahan emosi. Banyak kesabaran dokter yang diuji. Hal tersebut datang dari masyarakat sendiri, di mana masih saja ada masyarakat yang menyepelekan virus ini. Mereka beranggapan bahwa Covid-19 hanyalah sebuah hal yang tabu.
Salah satu dokter saat ditanya pendapat mengenai pandemi ini, dr. Rita Evalina, M.Ked (Ped), Sp.A(K) mengatakan, emosi menjadi seorang dokter sangat di uji dalam pandemi ini. Karena tidak semua masyarakat paham hal-hal pencegahan penularan Covid-19 ini. Beberapa masyarakat cenderung menyepelekan virus ini karena mereka beranggapan bahwa ini ialah hal yang tabu. Beberapa juga mengatakan bahwa ini hanya virus biasa atau hanya sakit flu biasa.
Salah satu dokter Indonesia, yaitu dr. Rita Evalina, M.Ked (Ped), Sp.A(K) mengeluarkan pendapatnya, “Dari data sudah kita lihat berapa banyak korban akibat Covid-19 ini. Sementara virus itu tetap berkembang biak terutama dalam tubuh manusia, karena virus ini membutuhkan inangnya. Sampai sekarang juga vaksin masih dalam tahap uji coba, yang artinya belum ada vaksin untuk Covid-19. Maka dari itu, diharapkan kesadaran kita untuk jangan memberi kesempatan virus ini berkembang. Untuk itu selalu biasakan cuci tangan dimanapun kita berada dan gunakan masker. Dengan demikian kita bisa menghambat virus ini,” ungkapnya.
Peringatan Hari Dokter Indonesia ini, diharapkan bagi dokter-dokter yang ada di Indonesia semakin sejahtera, angka kesakitan menurun, angka harapan hidup meningkat, dan yang paling utama pandemi Covid-19 ini segera berlalu.
(Editor: Erizki Maulida Lubis)