Hits: 23

Diva Vania

Pijar, Medan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering mendapati diri kita atau orang lain mengomentari hal-hal di sekitar secara berlebihan. Umumnya, hal yang dikomentari tersebut membahas seputar karir, keuangan, keluarga, hingga kehidupan pribadi seseorang yang sebenarnya belum diketahui kebenaran pastinya.

Bu Tejo dan kawan-kawan, belakangan ramai diperbincangkan di Twitter setelah berhasil menggambarkan realita tersebut lewat film pendek berjudul Tilik. Sosok Bu Tejo sangat menarik perhatian dan membuat gemas penonton karena terus menerus mengggosipi kehidupan pribadi Dian, seorang kembang desa yang disukai oleh banyak laki-laki di desa mereka. Bu Tejo dengan bangga merasa benar perihal semua gosip tentang Dian yang didapatkannya melalui media sosial. Ia pun sangat antusias ketika menceritakan gosip yang belum disaringnya tersebut kepada ibu-ibu lainnnya. Meski salah seorang ibu bernama Yu Ning menolak sepakat, namun Bu Tejo merasa cukup senang karena ibu-ibu lain yang ikut kesal dengan Dian, setuju dengan isu yang diceritakannya.

Tilik, yang dalam Bahasa Jawa berarti ‘menjenguk’, mengisahkan perjalanan sekelompok ibu-ibu guna menjenguk Bu Lurah desa mereka di rumah sakit menggunakan sebuah truk. Film ini pertama kali dirilis pada tahun 2018 oleh Ravacana Films yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi DIY untuk mengikuti Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2018. Namun, baru diunggah secara resmi di kanal Youtube Ravacana Films pada 17 Agustus 2020 dan telah ditonton lebih dari 16 juta kali.

Dikutip dari Medcom.id, ada dua pesan yang ingin disampaikan sang sutradara dalam film ini, yakni mengenai literasi media dan perihal hak perempuan dalam memilih status di hidupnya. “Narasi yang kami bawa itu ada dua yang paling besar. Satu, tentang berita hoaks atau berita-berita sesat bahwa kita sebagai masyarakat harus bisa bijak dan bisa dewasa menyikapi itu. Artinya, ketika ada berita yang datang tidak langsung ditelan mentah-mentah, tapi ada filterisasi, ada validasi, baru disebarkan. Baru kedua adalah perempuan ngomongin soal perempuan dan hak perempuan sampai ke status single perempuan itu,” kata Wahyu Agung, sang sutradara.

Sumber: republika.co.id Bu Tejo dan rombongan ibu-ibu dalam film TILIK yang sedang dalam perjalanan menjenguk Bu Lurah di rumah sakit.
Sumber: republika.co.id
Bu Tejo dan rombongan ibu-ibu dalam film TILIK yang sedang dalam perjalanan menjenguk Bu Lurah di rumah sakit.

Film Tilik secara natural menonjolkan empat karakter berbeda. Ada Bu Tejo, karakter yang paling dibenci oleh semua orang karena gosip dan mulutnya yang pedas, Yu Ning yang selalu positif dan menyangkal isu-isu yang ada, Yu Sam yang plin-plan, serta Bu Tri ‘Si Kompor’ yang senang membuat situasi makin panas.

Selain itu, film ini juga cukup menggelakkan penonton karena celetukan mereka yang serba ceplas-ceplos. Tak hanya itu, film ini juga turut menggambarkan kekuatan perempuan, di mana terdapat adegan ‘the power of emak-emak’ yang akan membuat penonton tercengang-cengang ketika menontonnya.

Eits, film ini juga punya alur tak terduga di detik-detik terakhirnya, loh. Penasaran? Yuk, ditonton!

Redaktur Tulisan: Widya Tri Utami

Leave a comment