Hits: 25
Sulisintia Harahap
Pijar, Medan. Bincang Bareng Agrin mempersembahkan sebuah webinar bertemakan Komunikasi Efektif dengan mengusung judul “Komunikasi dalam Dunia Kerja di Era New Normal”. Bersama pemateri Charles DW Simaremare, seorang Public Relations Practitioner, webinar ini dilangsungkan melalui live Instagram @agrin_wick pada Minggu (28/06) pukul 19.00 WIB.
Webinar yang dimoderatori oleh Yustinus Agrin (Agrin) ini merupakan seorang Psychology Enthusiast dan owner dari @healthy.plumpower. Sebelum materi dibawakan, Agrin menyapa hangat seluruh peserta yang bergabung sebagai salam pembukaan webinar ini.
Pembahasan dalam webinar ini mencakup tentang komunikasi efektif dengan perubahan tren komunikasi, tantangan di era normal baru, skill yang dibutuhkan, mengurangi nervous saat presentasi dan menyampaikan pesan yang jelas serta runtut.
Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting karena tidak mungkin lepas dari kehidupan sehari-hari. Bahkan ketika saat ini, kita harus dihadapkan pada era normal baru di pandemi COVID-19 yang belum juga berakhir. Tidak seperti komunikasi pada umumnya yang lumrah dilakukan secara tatap muka, kali ini kita harus dihadapkan pada komunikasi virtual yang menggunakan dunia maya sebagai perantaranya.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif, diperlukan adanya 4 tools yang harus dipenuhi. Meliputi sender (pengirim) sebagai orang yang memberi atau menyampaikan pesan, receiver (penerima) sebagai orang yang menerima pesan yang diberikan oleh sender, media sebagai perantara berlangsungnya komunikasi antara sender dan receiver serta feedback sebagai wujud adanya proses timbal balik untuk mendapatkan efek pesan yang dikomunikasikan.
Menurut Charles, terutama pada dunia kerja. Misalnya, pada komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, ada sebuah tools yang sangat penting dikuasai yaitu model DISC. Dalam ilmu psikologi, ini merupakan model untuk mengetahui jati diri atau karakter seseorang melalui perilakunya. DISC ini meliputi Dominant (karakter orang yang dominan dan berkuasa), Influence (karakter yang suka mempengaruhi atau berpengaruh), Steadiness (karakter yang stabil dan tenang) dan Compliant (karakter yang patuh dan detail).
Dalam webinar ini, pemateri bukan saja menerangkan seberapa pentingnya komunikasi dalam dunia kerja maupun dalam suatu organisasi. Akan tetapi, pemateri juga memberikan tips untuk menguasai suatu materi pada saat ingin presentasi atau interview kerja.
Charles menyarankan untuk menggunakan sebuah konsep mind mapping (kerangka pikiran) untuk melatih cara berpikir dan cara menyampaikan suatu content (pesan komunikasi). Untuk merealisasikannya dalam bentuk komunikasi, perlu untuk melakukan practice (mempraktekkannya dengan cara latihan) dan repeatation (melakukan pengulangan dalam latihan untuk mendapatkan komunikasi yang efektif).
Pemateri juga menerangkan, 3 komponen yang harus dikuasai ketika ingin melakukan komunikasi yang efektif. Komponen pertama yaitu Verbal (ucapan) yang memiliki presentase 7%. Untuk mencapainya, ada dua hal yang harus dipahami yaitu magic words (kata-kata positif yang disampaikan sender kepada receiver) dan kill words (kata-kata negatif yang tidak layak untuk disampaikan sender kepada receiver). Komponen dengan presentase 38% yaitu Vokal yang berperan untuk menimbulkan kesan professional. Terdiri atas energy (tenaga), volume, intonasi (penekanan), artikulasi (kejelasan) dan tempo (keras lembutnya suara). Komponen terakhir yang memiliki presentase tertinggi hingga mencapai 55% adalah Visual, sebagai gesture yang terlihat oleh receiver untuk mendukung komponen komunikasi sebelumnya.
Di akhir webinar ini, Agrin sebagai moderator menyampaikan sebuah kesimpulan dengan satu pertanyaan inti dalam komunikasi efektif. “Untuk mencapai komunikasi yang efektif, ada 4 cara yang harus terpenuhi. Pertama, kita harus mengenal diri kita sendiri dengan menggunakan model DISC (Dominant, Influence, Steadiness, dan Compliant). Kedua, mengetahui orang lain seperti apa karakter dan jati dirinya. Ketiga, kuasai materi terlebih dahulu saat sebelum presentasi atau interview. Dan terakhir adalah mengubah habit (kebiasaan) untuk menjadi lebih baik yaitu dengan practice (latihan) dan repeatation (pengulangan),” simpul Agrin.
(Redaktur Tulisan: Widya Tri Utami)