Hits: 31
Nia Nuryanti Barus
Pijar, Medan. Untuk memutus rantai penyebaran pandemi Covid-19 di Indonesia, pemerintah mengeluarkan peraturan physical distancing. Peraturan tersebut tentunya juga berlaku bagi para mahasiswa di berbagai universitas di Indonesia, sehingga mahasiswa tidak dapat melakukan proses pembelajaran secara tatap muka dan mengharuskan setiap mahasiswa untuk melakukan perkuliahan dari rumah (kuliah daring).
Kuliah Daring adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh setiap mahasiswa secara online dengan menggunakan jaringan internet untuk berinteraksi dengan dosen dan mengakses materi yang diberikan oleh dosen dengan berbagai macam bentuk aplikasi online.
Tidak sedikit mahasiswa yang mengeluh karena diadakannya kuliah daring ini oleh pihak universitas. Di mana kuliah daring memberikan mahasiswa berbagai macam dampak yang membuat mahasiswa merasa kurang nyaman.
Salah satu dampak dari kuliah daring tersebut adalah kesulitan mahasiswa dalam memahami materi yang diberikan serta banyaknya tugas yang didapat. Selain itu, keluhan lain mengenai borosnya pembelian kuota internet serta seringnya terjadi gangguan jaringan internet, mengakibatkan mahasiswa kurang fokus ketika UAS atau UTS dilakukan secara daring di rumah, terlebih bagi jurusan yang mengharuskan adanya uji laboratorium.
Sebagai mahasiswi Universitas Palangkaraya yang merasakan dampak negatif perkuliahan sistem daring, Winata Pricilla mengatakan bahwa kuota internet menjadi salah satu hal yang memberatkan bagi dirinya yang merupakan mahasiswi perantau. “Saat melakukan kuliah online saya harus mengeluarkan kuota internet yang tidak seperti biasanya, karena tidak sedikit dosen yang melakukan kelas online dengan aplikasi seperti zoom dengan durasi yang lama. Itu membutuhkan kuota yang banyak dan hal tersebut sangat memberatkan saya apalagi saya adalah mahasiswa rantau yang jauh dari orangtua dan harus menghemat biaya,” tuturnya.
Namun dalam setiap hal selalu ada dua sisi. Tak hanya sisi negatif, kuliah daring tentunya memiliki sisi positif. Penulis merangkum beberapa sisi positif dari diadakannya kuliah daring ini, yaitu:
- Dengan adanya kuliah daring ini, kita tidak perlu datang ke kampus di pagi hari yang menguras tenaga dan biaya transportasi.
- Kita dapat melakukan perkuliahan di mana saja yang menurut kita nyaman, tetapi tetap disarankan agar sobat Pijar tetap melakukan kuliah daring di rumah saja.
- Kita dapat membaca berulang-ulang materi yang diberikan dosen, jika di kampus mungkin kita hanya akan mendengarkan dosen menjelaskan, melihat slide presentasi dan belum tentu mendapatkan fail materi perkuliahan. Namun pada saat kuliah daring dosen akan langsung memberikan fail materi sehingga dapat kita baca berulang-ulang.
- Menghemat penggunaan kertas. Dengan adanya kuliah daring kita tidak lagi menggunakan kertas sebagai media pengumpulan tugas.
- Menghemat biaya tugas lapangan yang sering kita lakukan jika melakukan perkuliahan.
- Bagian terpenting adalah kita juga merupakan individu yang mendukung pemutusan rantai penyebaran Virus Corona di Indonesia dengan melakukan aktivitas dari rumah.
Juna Roy Fernando, Mahasiswa Universitas Negeri Medan yang juga mengikuti perkuliahan daring, mengatakan bahwa dengan adanya kuliah daring ini ia menjadi lebih melek media. “Saya jadi tahu aplikasi yang sebelumnya tidak pernah saya gunakan seperti Zoom Meeting, Google Hangout Meet, Google Classroom, Scholoogy yang merupakan perkembangan teknologi untuk mendekatkan yang jauh,” ungkapnya.
Dalam setiap hal yang kita lakukan tidak akan pernah terlepas dari dampak negatif maupun positif. Terlebih sistem kuliah daring yang dinilai kurang efektif dan efisien ini, namun dalam menghadapi pandemi yang membahayakan ini bukan waktunya bagi kita untuk mengeluh bahkan menyalahkan berbagai pihak atas ketidaknyamanan yang kita terima.
Pihak kampus dan pemerintah membuat kebijakan sistem perkuliahan daring ini bukan dengan tujuan agar kita merasa tidak nyaman, melainkan agar kita terlindung dari pandemi yang sedang berlangsung dan masih tetap dapat melakukan proses pembelajaran meskipun dari rumah.
Untuk sobat Pijar, mulai dari sekarang mari kita jadikan ketidaknyamanan tersebut menjadi motivasi di dalam diri kita dan menyadari kenyamanan yang kita peroleh dari adanya sistem ini agar tidak mengeluh di setiap waktu dan jangan lupa untuk terus berdoa, ya! Agar bumi kita pulih kembali, semangat!
(Redaktur Tulisan: Intan Sari)