Hits: 11
Mhd Abdul Fattah
PIJAR, Medan. 08 September 2019 adalah peringatan Hari Literasi Internasional yang ditetapkan oleh UNESCO di tahun 1965 lalu. Peringatan literasi ini berlatar belakang melalui Hari Aksara di mana manusia mulai mengenal dan melek huruf. Namun saat ini dirasa sudah berkurang manusia yang tidak tahu akan huruf, sehingga lebih tepatnya kepada bagaimana tingkat minat membaca manusia pada saat sekarang ini.
Dewasa kini, minat membaca menjadi persoalan dikarenakan dapat menentukan taraf hidup suatu negara. Indonesia sendiri masih sangat jauh dari kata baik dalam hal minat membaca. Penelitian PISA menunjukkan rendahnya tingkat literasi Indonesia dibanding negara-negara di dunia. Ini adalah hasil penelitian terhadap 70 negara dengan responden anak sekolah umur 15 tahun. Indonesia masih mengungguli Brazil namun berada di bawah Yordania. Skor rata-rata untuk sains adalah 493, untuk membaca 493 juga, dan untuk matematika 490. Skor Indonesia untuk sains adalah 403, untuk membaca 397, dan untuk matematika 386.
Melihat kondisi tersebut, GenBI melalui Komisariat Universitas Negeri Medan melakukan aksi Pojok Literasi di Lapangan Merdeka (08/09). Memanfaatkan situasi ‘car free day’ acara ini cukup dibilang baik untuk menumbuhkan minat membaca warga Kota Medan. Selain berolahraga, masyarakat juga dapat menambah wawasan dan hiburan melalui aktifitas membaca.
Dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB, Pojok Literasi ini remain dikunjungi oleh masyarakat yang sedang berolahraga. Selain ingin membaca, masyarakat bertanya dalam rangka apa diadakannya Pojok Literasi ini. “Awalnya saya pikir ini jualan buku yang tidak digunakan lagi, ternyata seperti perpustakaan keliling dan menarik ketika tahu bahwa penyelenggaranya anak muda,” kata Irwan selaku pengunjung Lapangan Merdeka.
Aksi anak muda lagi-lagi menaruh perhatian bahwasanya perlu diadakan suatu tindakan untuk merubah situasi dan kondisi yang terjadi mengenai hal literasi. “Literasi di negara kita sudah sangat jauh dari kata baik, maka sudah sepantasnya kita mengambil tindakan untuk meningkatkan ketertinggalan kita dalam hal literasi,” kata Nicky selaku ketua panitia Pojok Literasi ini.
GenBI sebagai penerima beasiswa Bank Indonesia mendapatkan beragam koleksi buku dari Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Cara menyajikan ke masyarakatnya juga sederhana yaitu dengan disusun seperti pasar loak buku. Di mana masyarakat melakukan registrasi dahulu dengan pengisian biodata kemudian memilih jenis buku yang ingin dibaca.
Selain memberikan layanan membaca buku kepada masyarakat, Pojok Literasi juga memberikan kuis kepada masyarakat yang sudah membaca buku. Setelah masyarakat membaca buku, mereka dapat mengunggah kegiatan mereka disertai caption yang menarik dari hasil buku yang mereka baca. Kemudian, tiga unggahan dengan caption terbaik akan mendapatkan hadiah menarik masing-masing senilai seratus ribu rupiah.
Penyebab rendahnya minat baca masyarakat Indonesia ternyata bukan karena semata-mata perkembangan teknologi. Hal ini terlihat dari antusiasme masyarakat ketika memilih jenis buku terbaru dan dengan sampul yang lebih mencolok warnanya di acara Pojok Literasi ini. Masyarakat lebih memilih buku-buku terbitan mandiri perusahaan-perusahaan seperti Gramedia dan sebagainya. Malah buku yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan kurang mendapat perhatian. Hal ini terjadi dikarenakan kemasan buku yang ditampilkan kurang menarik dan isinya juga kurang menghibur. Hal ini juga yang menyebabkan kurangnya minat membaca.
“Harapannya dengan diadakan Pojok Literasi ini, dapat menumbuhkan kembali minat baca di dalam diri individu Indonesia. Karena dengan tingginya minat baca seorang individu, dapat mendukung negara kita lebih maju dan juga tentunya kreatif. Untuk itu, marilah kita sambut Hari Literasi Internasional ini dengan lebih giat membaca buku supaya terbiasa kedepannya,” kata Nicky.
Redaktur Tulisan: Widya Tri Utami