Hits: 22

Salsabila Sagala

Pijar, Medan. Apresiasi terhadap jasa para nelayan dalam menghidupi kebutuhan masyarakat Indonesia hadir dalam perayaan Hari Nelayan Nasional yang jatuh pada tanggal 6 April.

Peran nelayan di Indonesia sangat penting dalam hal memenuhi kebutuhan protein dan gizi masyarakat Indonesia. Selain itu, hasil tangkapan yang diekspor ke luar negeri juga menjadi salah satu pendapatan terbesar yang dimiliki oleh Indonesia. Menurut data dari Europe Commision (EU) di tahun 2019, Indonesia berhasil memproduksi produk ikan tangkap senilai 7,52 juta ton. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai penyumbang 10,96 persen produksi ikan di dunia.

Indonesia berada di lokasi geografis yang strategis. Garis perairan sepanjang 81 ribu km membuatnya memiliki sumber daya laut melimpah. Namun, sangat disayangkan, kehidupan nelayan di negara ini masih berada di garis kemiskinan.

Kurangnya pengetahuan serta pengembangan modal yang lemah menjadi faktor utama dari kurangnya kesejahteraan nelayan. Persaingan dengan nelayan asing juga menjadi salah satu hambatan yang dimiliki oleh nelayan lokal.

Memperingati Hari Nelayan Nasional
(Sumber Foto: tirto.id)

Selain sebagai bentuk evaluasi bagi sektor kelautan dan perikanan, masyarakat berharap dalam Hari Nelayan Nasional pemerintah dapat lebih berpihak kepada nelayan tradisional.

Masyarakat di Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat memiliki tradisi turun temurun dalam memperingati Hari Nelayan Nasional, yaitu upacara Labuh Saji. Upacara ini merupakan bentuk penghormatan kepada Nyi Putri Mayangsagara, dengan harapan agar rakyat mendapat kesejahteraan dari pekerjaan mereka sebagai nelayan.

Tradisi ini menarik perhatian para wisatawan yang datang berkunjung. Namun, perayaan khas Sukabumi ini tidak dikemas dan dipromosikan dengan baik sehingga hanya bisa dinikmati oleh wisatawan lokal saja.

Andhika Chandra Lesmana, dkk. dalam jurnalnya yang berjudul “Perayaan Pesta Nelayan sebagai Daya Tarik Wisata Dalam Mempromosikan Pariwisata di Palabuhanratu Sukabumi,” menyebut bahwa sebagian besar penduduk Palabuhanratu berprofesi sebagai nelayan sehingga perayaan ini terus dilakukan dan sudah menjadi budaya setempat.

(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)

Leave a comment