Hits: 264

Nadia Lumongga Nasution / Yayang Prilli Wanda

Pijar, Medan. Keguguran merupakan kesedihan paling dalam yang pernah dirasakan seorang ibu. Di masa seperti itu, seorang ibu biasanya merasa terpuruk dan di sinilah suami sangat dibutuhkan dalam melewati masa-masa pedihnya. Banyak jalan keluar yang dipilih sepasang suami-istri, ada yang mengiklaskan atau memilih mengadopsi anak, seperti di film Orphan.

Orphan merupakan film horror-thriller Amerika Serikat yang rilis pada 24 Juli 2009 dan disutradarai oleh Jaume Collet-Serra. Film ini berawal dari kesedihan keluarga Coleman saat istrinya, Kate Coleman (Vera Farmiga) mengalami keguguran. Sejak saat itu ia mengalami depresi dan kecanduan alkohol. Suaminya, John Coleman (Peter Sarsgaard) berusaha membantunya melewati masalah itu dan akhirnya sepakat untuk mengadopsi anak dari panti asuhan. Walaupun sebenarnya mereka sudah memiliki dua orang anak, yaitu Daniel Coleman (Jimmy Bennet) dan Max Coleman (Aryana Engineer) dengan kondisi tuna rungu.

Dipanti asuhan tanpa sengaja John menemukan Esther yang diperankan oleh Issabelle Furhman sedang melukis sendirian di suatu ruangan dimana anak panti yang lainnya sedang asik bermain di lapangan. Tidak perlu waktu yang lama, Jack dan Kate memutuskan untuk mengadopsi Esther dan membawanya pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Max langsung menyambut hangat kedatangan Esther, berbeda dengan Daniel, ia terlihat tidak menyukai Esther karena merasa ada yang aneh padanya.

Esther pun bersekolah di sekolah yang sama dengan Daniel, sama seperti Daniel, teman-teman sekelas Esther tidak begitu menyukainya karena penampilannya yang terkesan oldschool dan tatapannya yang selalu sinis. Esther juga selalu membawa Bible-nya ke manapun dan tidak boleh satu orang pun menyentuhnya.

Pernah suatu ketika di sekolah, anak perempuan yang tidak menyukainya sengaja menyenggolnya dan membuat Bible itu terjatuh dengan lembarannya bertebaran, Esther sontak kaget dan teriak sekencang-kencangnya lalu merapikan lembaran-lembaran Bible tersebut. Sejak saat itu, banyak kejadian aneh lagi yang ditimbulkan Esther.

Kate menduga bahwa ada yang salah dengan Esther, di rumah keluarga Coleman terdapat peraturan tidak boleh mengunci ruangan tetapi Esther selalu melanggarnya. Esther tidak mau ikut ke dokter gigi dan selalu menutupi lehernya dengan pita seperti choker tanpa Kate boleh melihatnya. Tak hanya itu, pengetahuan Esther tentang sex melebihi pengetahuan teman-temannya yang lain dan ia juga mencederai temannya dengan serius di taman bermain.

Merasa ada sesuatu yang ganjil, Kate pun memanggil Suster Abigail, kepala Panti asuhan. Suster pun menceritakan sesuatu tentang Esther, dimana terdapat keanehan pada Esther karena setiap kali terjadi keributan ataupun kecelakaan pasti selalu ada Esther disana. Suster Abigail lalu berniat untuk membawa Esther kembali ke panti asuhan. Esther yang mendengar pembicaraan dari suster Abigail langsung berniat membunuhnya dengan meminta bantuan Max yang terpaksa menuruti karena ia takut akan ancaman dari Esther.

Kate semakin curiga dengan Esther, ia menceritakan keanehan-keanehan Esther kepada John, namun John tidak mempercayainya. Hingga akhirnya ia mencari tahu sendiri tentang latar belakang Esther. Sehingga ia mendapatkan informasi bahwa Esther dulu tinggal di Saarne Institute, sebuah rumah sakit jiwa di Estonia. Ia menghubungi rumah sakit itu tapi mereka tidak tahu mengenai pasien bernama Esther. Kate lalu mengirimkan fotonya melalui email dan menunggu informasi selanjutnya dari mereka.

Daniel yang mengetahui bahwa kematian suster Abigail ada kaitannya dengan Esther akhirnya nekat untuk membongkarnya. Namun Esther lebih licik, ia lebih dulu menyakiti Daniel yang mengakibatkan Daniel harus masuk ICU. Tidak berhenti disitu, saat di ICU pun Esther berusaha untuk menyakiti Daniel yang hampir membuatnya kehilangan nyawanya.

Film yang berdurasi 123 menit ini berhasil membuat penonton terkejut dengan fakta-fakta yang akhirnya terungkap tentang latar belakang dari kehidupan Esther. Intrik pembunuhan, jalan cerita, misteri yang ditimbulkan, hingga sisi kesedihan Esther akan membuat penonton tidak menduga akhir dari film ini.

Film ini memberi pesan moral kepada kita untuk lebih mencari tahu mengenai orang terdekatmu karena siapapun bisa menjadi pembunuh berdarah dingin. Orphan juga sukses mencapai tangga Box Office dengan pendapatan 78 Juta USD.

Redaktur Tulisan: Intan Sari

Leave a comment