Hits: 13
Talitha Nabilah R/Aisha Tania Sinantan Sikoko
Pijar, Medan. Indonesia di tahun 2018 menjadi tuan rumah dalam pesta olahraga akbar se-Asia seperti Asia Games 2018 dan Asia Para Games 2018. Tahun ini juga Indonesia turut menjadi tuan rumah dalam pesta olahraga persahabatan se-Asia Tenggara yaitu ASEAN Autism Games (AAG).
ASEAN Autism Games (AAG) adalah sebuah pertandingan persahabatan dibidang olahraga yang diperuntukkan anak-anak penyandang autisme se-asia tenggara. Acara ini pertama kali diselenggarakan atas inisiasi peserta kongres ASEAN Autism Network (AAN) yang merupakan para orang tua anak-anak penyandang autis dengan tujuan ingin memberikan anak-anak mereka kegiatan-kegiatan yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri, mengembangkan kemampuan serta membangun kesadaran keluarga dan masyarakat akan keberadaan anak-anak dengan autisme.
Pertandingan persahabatan ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 dengan Filipina sebagai tuan rumah diikuti Vietnam dan Myanmar dipelaksanaan berikutnya. ASEAN Autism Games yang diikuti oleh peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara yang juga merupakan anggota ASEAN Autism Network (AAN) ini memiliki dua cabang olahraga yang dipertandingkan yaitu lari dan renang.
“Olahraga lari dan renang dipilih karena tidak ada rules (aturan) yang banyak. Mereka belum paham betul mengenai rules, coba bayangkan kalua misalnya mereka diminta main sepakbola, nanti yang ada mereka masukin gol ke gawang sendiri. Selain itu kami juga mempertimbangkan menambah bowling,” tutur Melly Budhiman selaku ketua Yayasan Autisma Indonesia seperti yang dikutip dari detikhealth
Salah satu pesta olahraga se-Asean ini sudah berlangsung selama 4 kali di mana yang terakhir dilaksanakan di Indonesia selama 2 hari yaitu pada tanggal 20 dan 21 Oktober 2018. Berlokasi di GOR Sumantri Brojo Negoro, Kuningan, Jakarta Selatan, ASEAN Autism Games 2018 ini diikuti oleh sekitar 220 peserta penyandang autis 180 di antaranya merupakan peserta yang berasal dari Indonesia sedangkan 40 peserta lainnya berasal dari negara yang tergabung dalam ASEAN Autism Network yaitu Filipina, Myanmar, Vietnam, Singapura, Malaysia, Laos, dan Thailand.
Tidak seperti ajang olahraga lainnya, ASEAN Autism Games memperbolehkan para pesertanya untuk membawa pendamping saat berlomba. Para pendamping ini bertugas untuk membantu peserta menyelesaikan pertandingan dengan memberi dukungan dan semangat.
Berbeda dengan Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018 yang diadakan oleh pemerintah, Asean Autism Games 2018 diselenggarakan oleh pihak swasta. Acara ini diselenggarakan oleh Yayasan Autisma Indonesia (YAI), London School of Public Relations, dan London School Center for Autism Awarness, Asia Pacific Development Centre on Disability (APCD), Pemerintah Jepang dan Kementerian Pembangunan Sosial dan Keamanan Manusia dari Thailand. Tidak hanya itu, acara turut didukung oleh Sekretariat ASEAN, ASEAN Autism Mapping, ASEAN Autism Network (AAN), Japan-ASEAN Integration Fund dan sektor bisnis lainnya.
Untuk menambah variasi kegiatan dalam ASEAN Authism Games, tahun ini diperkenalkan sebuah permainan baru yaitu dodge bee yang direncakan untuk diperlombakan tahun depan dan tentunya tidak kalah menyenangkan dan bermanfaat dari lari dan renang.
Redaktur Tulisan: Hidayat Sikumbang