Hits: 2
Hermita Uli Sigalingging
Pijar, Medan. Media massa maupun media sosial termasuk media yang mudah untuk menyebarluaskan informasi pada zaman sekarang. Bukan hanya membahas isu-isu kalangan selebriti, namun hal-hal seputar politik juga menarik untuk diinformasikan lewat media. Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang Juni mendatang akan mengadakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tentu diwanti-wanti agar tidak memunculkan berita-berita berbau hoax di media.
Besarnya harapan Pilkada Sumut akan berjalan dengan baik, Departemen Ilmu Sejarah Universitas Sumatera Utara (USU) bekerjasama dengan LSSI (Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia) cabang Riau mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Ruang Rapat Fakultas Ilmu Budaya, Kamis (22/03). Dengan tema “ Netralitas Media Dan Masyarakat Dalam Menciptakan Pilkada Damai Tanpa Hoax Serta Ujaran Kebencian Di Sumatera Utara”, Acara ini dihadiri oleh tiga pembicara, yaitu Dame Ambarita selaku Pemimpin Redaksi Sumut Pos, Syafrida R. rasahan dari Bawaslu Sumut, dan Drs. Wara Sinuhaji M.Hum dari USU.
Akhir-akhir ini, kemunculan banyak media dikhawatirkan akan menyebabkan persaingan yang kurang baik antar media, sehingga semakin maraknya hoax yang tentunya akan meresahkan masyarakat. “Ada baiknya media itu benar-benar sebagai mediator yang netral dalam menginformasikan hal apa pun kepada masyarakat, “ kata Ketua Panitia, Dra. Ratna, M.Si.
Pemberitaan hoax yang paling besar yakni dari media sosial. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan yang kurang dan tidak kritis dari si pembaca berita, sehingga hanya mampu berteriak melalui media sosial. Hal yang sangat disayangkan di media sosial adalah adanya keterlibatan tokoh politik yang ikut juga menyebarkan hoax. Hal ini tentu akan semakin memperkeruh keadaan sehingga munculnya berbagai reaksi negatif dari masyarakat.
Drs. Wara Sinuhaji M.Hum berharap setiap masyarakat membaca berita dengan baik dan jelas dan juga menjadi pembaca yang bijak sehingga tidak akan muncul persoalan akibat penyebaran hoax di Sumut.
Hal senada dijelaskan oleh Pemimpin Redaksi Sumut Pos, bahwa ketika jenjang pendidikan seseorang semakin tinggi tentu cara berpikirnya juga semakin bijak. Sangat disayangkan ketika seseorang mahasiswa juga ikut men-share setiap berita yang tidak jelas sumbernya di media sosial. Oleh sebab itu, sumber-sumber berita harus diketahui dengan jelas. Dengan demikian tidak akan ada pembenaran hoax di kalangan masyarakat.
FGD ini dihadiri oleh Mahasiswa/i Ilmu Sejarah beserta dosen dengan harapan yang sama bahwa pilkada di Sumut akan menjadi pilkada damai, dan media akan menjadi mediator yang tidak berpihak dan tidak turut menyebarkan hoax. “Kedepannya semoga bisa bekerjasama dengan pihak LSSI dan tentunya akan membahas hal-hal yang membawa perubahan baik yang akan menambah wawasan mahasiswa juga,” tutup Dra. Ratna, M.Si.
(Redaktur Tulisan: Maya Andani)