Hits: 22

Hesmitha Eunike/ Yoga Kasoghi

Suasana hati atau yang dalam Bahasa Inggris sering disebut mood merupakan komponen diri yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam kesehariannya. Salah satu jenis gangguan yang disebabkan dari perubahan mood adalah Seasonal Affective Disorders (SAD).

Seasonal Affective Disorders atau SAD seperti dilansir dari National Institute of  Mental Health adalah jenis depresi yang datang dan berlanjut pada satu musim yang sama setiap tahun, biasanya dimulai pada akhir musim gugur dan awal musim dingin dan akan pergi selama musim semi dan musim musim panas. SAD kebanyakan ditemukan pada negara yang memiliki 4 musim walaupun tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada negara yang hanya memiliki 2 musim seperti di Indonesia.

Kasus terbaru dari gangguan ini  dialami oleh pentolan boyband ternama asal Korea Selatan, Jonghyun SHINEE. Jonghyun mengungkapkan gangguan yang dideritanya ini pada acara radio bertajuk ‘Blue Night Radio’, Jonghyun mengungkapkan  bahwa perasaan atau suasana hatinya dipengaruhi oleh musim.

Hingga saat ini belum diketahui pasti apa penyebab  SAD, namun menurut penelitian yang dihimpun dari  National Institute of  Mental Health menyebutkan setidaknya ada tiga penyebab SAD terjadi pada diri seseorang.

Pertama, orang dengan SAD mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur salah satu neurotransmitter utama yang terlibat dalam suasana hati, yang disebut dengan serotonin. Serotonin dikenal sebagai kontributor untuk perasaan sejahtera atau bahagia. Fungsi dari serotonin di antaranya mengatur suasana hati, nafsu makan, tidur, serta kontraksi otot. Mengurangi sinar matahari dapat menyebabkan penurunan serotonin dan dapat memicu depresi.

Suatu studi menemukan bahwa orang dengan SAD memiliki protein transporter serotonin 5 persen lebih banyak pada bulan-bulan musim dingin daripada bulan-bulan musim panas. Protein transporter serotonin yang lebih tinggi tidak menghasilkan serotonin yang tersisa pada sinaps karena fungsi transporter adalah mendaur ulang neurotansmitter kembali ke neuron pra-sinaptik.

Kedua, orang dengan SAD dapat memproduksi lebih banyak hormon melatonin. Kegelapan pada musim dingin meningkatkan produksi melatonin, dimana melatonin berkaitan pada  pengaturan waktu tidur. Saat musim dingin menjadi lebih pendek, produksi melatonin meningkat membuat orang dengan SAD merasa lebih mengantuk dan lebih lesu, seringkali dengan ritme sirkardian atau ritme tidur tertunda.

Ketiga, orang dengan SAD juga bisa menghasilkan lebih sedikit Vitamin D atau dalam artian kekurangan Vitamin D. Vitamin D sendiri berguna untuk aktivitas serotonin. Kekurangan Vitamin D dapat dikaitkan dengan gejala deprsei klinis yang signifikan.

Orang-orang yang mengalami gejala SAD juga dapat dilihat lewat tanda-tanda seperti:  depresi, merasa putus asa, cemas berlebih, lemas, kehilangan energi, menarik diri dari lingkungan sekitar, menyendiri, kehilangan minat dalam kegiatan yang biasa disukai, perubahan pola makan, berat badan bertambah, sulit berkonsentrasi dan mengolah informasi. Sementara untuk perawatan dan pengobatan SAD dapat dilakukan dengan cara terapi cahaya, obat-obatan khusus gangguan SAD dan psikoterapi.

Sejumlah tips yang dapat dilakukan agar terhindar dari risiko SAD, yakni pengobatan rutin kepada dokter, istirahat yang cukup, makan makanan yang sehat dan teratur, meluangkan waktu untuk bersantai serta bersosialisasi serta mendekatkan diri kepada Tuhan. Langkah kecil yang dapat kita lakukan adalah menjaga mood kita sendiri, dan selalu berpikir positif, kebahagian datang dari kita sendiri dan kita bertanggung jawab terhadap kebahagian diri kita, dengan hidup bahagia akan mampu menghidarkan kita dari dari gangguan SAD.

(Redaktur Tulisan: Viona Matullessya)

Leave a comment