Hits: 8
Christian Yosua / Lucky Andriansyah
PIJAR. Medan. Koalisi Pemuda Hijau Indonesia Regional Sumatera Utara (KOPHI Sumut) kembali menunjukkan aksinya. Dalam rangka memperingati hari pohon sedunia yang jatuh pada tanggal 21 November 2017 lalu, KOPHI Sumut bekerjasama dengan MYCare (Mikroskil Youth Care) melakukan aksi cabut paku. Kegiatan ini dilakukan pada Minggu (26/11) di Seputaran Istana Maimun dan Jalan Brigjen Katamso, Medan.
Aksi mencabut paku di pohon ini merupakan aksi nyata sebagai wujud kepedulian Kophi Sumut dan MYCare terhadap pemberdayaan pohon sebagai penghasil oksigen bagi manusia. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya kepada mahasiswa untuk lebih peduli lagi terhadap pohon yang ada. Sekarang ini manusia sering kali menjadikan pohon sebagai media, media untuk menempelkan brosur kampanye, poster dan banyak lagi lainnya. Secara tidak sadar mereka telah merusak pemberdayaan pohon itu sendiri,” ujar Adinda Syafira, Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan KOPHI Sumut.
Menggunakan peralatan yang seadanya dan mudah untuk didapat, KOPHI Sumut dan MYCare melakukan aksinya dengan mencabut paku dan membersikan kawat yang ada di seputaran jalan Brigjen Katamso Medan. Diikuti dengan relawan sebanyak kurang lebih 45 orang kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tim. Setiap tim dibekali dengan Palu atau Tang sebagai pencabut paku, sarung tangan, penyemprot yang berisikan obat berupa zat kimia untuk pohon dan plastik sebagai tempat sampah.
Aksi yang ditujukan dalam rangka memperingati hari pohon sedunia ini, diawali dengan pengarahan mengenai bagaimana tata cara mencabut paku-paku yang ada di pohon hingga bagaimana cara memberikan obat pada pohon agar pohon yang menjadi objek tidak lebih terluka lagi. Secara keseluruhan para peserta tampak antusias saat kegiatan berlangsung. Di sini para peserta juga melakukan kampanye online dengan memposting kegiatan yang dilakukan ke media sosial yang dimiliki sebagai wujud persuasi kepada masyarakat millenial.
“Harapannya semoga dengan adanya kegiatan ini para peserta bisa mengambil pelajaran yang ada. Setelah mereka belajar, mereka bisa lebih peduli dengan pemberdayaan pohon di Kota Medan. Setelah mereka peduli, mereka bisa memberikan pengetahuan dan mengajak orang untuk peduli dengan pohon yang ada. Sehingga lebih banyak lagi orang yang peduli dan tidak lagi menjadikan pohon sebagai sarana publikasi ataupun iklan sebagai wujud kepedulian kita kepada pohon,” tambah Adinda Syafira saat ditanyai mengenai harapan.
(Redaktur Tulisan: Nadia Lumongga Nasution)
