Hits: 11

Fitriani

Pijar, Medan. Sudah 20 tahun lamanya kejadian yang memiluhkan, yaitu kecelakaan sebuah Pesawat Garuda Indonesia bernomor GA 152 yang memakan korban sebanyak 220 jiwa di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumtera Utara pada 1997. Dua korban di antaranya yaitu Profesor Otoke yang merupakan Tenaga Ahli JICA (Japan Internasional Cooperation Agency) dan Tomimura yang juga merupakan Ketua Sekretariat Proyek JICA.

Tepat pada Selasa (26/09) telah berlangsung ziarah bersama di Pemakaman Lanud oleh Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, M.S.M.E yang mewakili Universitas Sumatera Utara. Ada juga keluarga korban yang berasal dari Jepang yaitu Mr. Ando Naoki, Chief Representative JICA, Mr. Hozumi, Toyohashi University of Tecnology, dan beberapa rekan lainnya.

Peringatan ini dimulai pukul 10.00 WIB dengan beberapa agenda, yaitu membersihkan lokasi pemakaman, kata sambutan oleh Mr. Ando Noaki, kata sambutan oleh Bustami, dan kata sambutan oleh Mr. Hozumi. Kemudian dilakukan peletakan bunga sebagai penghormatan, mengheningkan cipta, dan ditutup dengan foto bersama. Sebagaimana budaya dari Jepang disela-sela foto bersama diadakan minum sake bersama dan juga pemasangan lilin di area pemakaman.

Acara minum Sake sebagai simbol keakraban Jepang dan Indonesia (26/9)
Acara minum Sake sebagai simbol keakraban Jepang dan Indonesia (26/9)  (Fotografer : Oliviardy Reviansyah)

“Kita kesini ingin mendoakan Prof Otake dan Tomimura yang meninggal 20 tahun yang lalu pada kecelakaan pesawat terbang,” ucap Mr. Ando Naoki saat diwawancara.

Meskipun ada peristiwa ini, kerjasama antara Jepang dan Indonesia tetap berjalan baik sampai saat ini. JICA sendiri tidak terpengaruh dengan kejadian 20 tahun silam.

“Dalam dua tahun belakangan ini, Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, saat ini Indonesia juga sudah masuk sebagai anggota J-20. Di Jepang sendiri Indonesia bukan negara yang harus dibantu lagi melainkan fatner dari Jepang terutama untuk melakukan kerjasama,? ungkap Mr. Ando Naoki saat diwawancara.

JICA tetap melanjutkan proyek kerjasamanya di Indonesia, terkhusus kerjasama yang dilakukan dengan Universitas Sumatera Utara (USU). Ini terbukti dengan suksesnya kerjasama USU dengan Jepang dalam Program HEDS (Higher Education Development Support). Hubungan baik antara Jepang dengan USU tidak hanya sampai disitu saja, pertukaran dosen dan mahasiswa/i USU ke Jepang tetap berlanjut begitu pula sebaliknya.

“Kami juga berterimakasih kepada Profesor Otake dan Mr. Tomimura atas usahanya dalam menjalin persahabatan Indonesia-Jepang dan meneruskan upaya kedua almarhum,” ucap Bustami saat memberikan kata sambutan.

 

Leave a comment