Hits: 5
Pijar, Medan. Selasa (29/8) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menyelenggarakan Seminar Internasional bertemakan “Environmental Journalism and Urban Disaster.” Seminar ini dilangsungkan sebagai bentuk kerjasama UMSU secara khusus megister Ilmu Komunikasi dan konsulat Amerika Serikat untuk Sumatera dengan menghadirkan pembicara Matthew Frank, professor dari Universitas Montana Amerika Serikat dan juga Maxwell Harrington, seorang Public Affairs Officers Konsulat AS.
Seminar internasional ini dihadiri oleh pihak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan tamu undangan meliputi dosen, mahasiswa, rekan-rekan media, organisasi mahasiswa pecinta alam, serta asosiasi wartawan yang ada di medan. Acara ini dimulai dengan sesi pembukaan yakni pemberian cendramata dan juga ulos kepada Matthew dan Maxwell oleh panitia, kemudian berlanjut pada sesi penyampaian materi, tanya-jawab, dan penutup.
Acara yang berlangsung di Kampus Pascasarjana UMSU ini bertujuan untuk membahas akan pentingnya meningkatkan jurnalisme lingkungan dan kerusakan kota mengingat semakin minimnya pembahasan tersebut di media massa. “Di Indonesia, isu lingkungan merupakan isu nomor 2 setelah isu politik atau isu ekonomi,” tutur Rudianto S.sos Msi selaku Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dalam kata sambutannya.
Lingkungan adalah suatu hal yang sangat penting untuk selalu dibahas, namun nyatannya pemberitaan terkait dengan lingkungan di media massa biasanya hanya bila telah tejadi kondisi yang cukup parah dan memprihatikan seperti berita banjir bandang, angin puting beliung, gempa dan lain sebagaianya. Padahal seharusnya pemberitaan terkait lingkungan diberitakan sedini mungkin terkait dengan kondisi, proses pelestarian, penangan, dan lain-lain.
“Kita sebagai masyarakat hendaknya harus aktif dalam memperhatikan, menjaga, dan juga memberitakan terkait lingkungan, masyarakat secara umum dan orang-orang komunikasi secara khusus,” ungkap Rahmanita Ginting, S.sos., M.A., Ph.D. selaku Sekretaris Program Megister Ilmu Komunikasi UMSU sekaligus Moderator dalam seminar.
Melalui seminar ini diharapkan mampu membawa perubahan tidak hanya dari sisi para jurnalis saja melainkan dari sisi masyarkat secara umum. “Junalisme warga juga dibutuhkan guna mendukung jurnalisme professional. Masyarakat juga hendaknya harus aktif sebagai kekuatan tambahan dalam jurnalistik dan tentunya sebagai alat untuk terus menekan kebijakan yang ramah lingkungan,” kata Chalid Ss selaku penerjemah Matthew Frank sepanjang acara berlangsung.
Acara yang berlangsung selama lebih dari dua jam ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan antusias yang baik dari para peserta. Hal ini terbukti dengan aktifnya para audiens pada sesi tanya jawab dalam seminar. Di pertengahan acara ada juga perwakikan komunitas pencinta lingkungan yang diberi kesempatan untuk mempresentasikan diri sembari mengajak audiens untuk lebih peka, perduli, dan terlibat dalam perubahan lingkungan sekitar. Acara ditutup dengan memaparkan kesimpulan, sesi foto bersama, dan juga tepuk tangan yang meriah dari para peserta.