Hits: 6

Rizka Aulia Maghfira

Pijar, Medan. Komunitas Matakita menyelenggarakan kegiatan perdananya yaitu TICT(A)LK atau aesthetic talk yang diselenggarakan di Alliance Francaise Medan. Kegiatan bincang-bincang mengenai estetika ini berlangsung pada Sabtu, 25 Maret 2016 mulai pukul 13.30 – 16.30 WIB. Menghadirkan dua pemateri yang memberikan pemahaman estetika yang sebenarnya. Siska Hasibuan, seorang aktivis dalam bidang pemberdayaan perempuan dan Avena Matondang, seorang anthropologist yang menggeluti bidang etnografer.

Tak hanya membahas estetika secara umum, bincang-bincang kali ini membahas estetika dari beragam sudut pandang, perspektif masyarakat dan pengaruhnya terhadap sosial, ekonomi dan budaya Indonesia. Siska dan Avena sepaham bahwa estetika adalah suatu pembiasaan. Tidak hanya soal fisik, estetika non-fisik ternyata juga dianggap penting.

Siska Hasibuan dan Avena Matondang sebagai pemateri dalam acara TICTA(L)K oleh Komunitas Matakita di Alliance Francaise de Medan, Jalan Hasanudin No. 5A Medan. (25/03)  Fotografer : Reza Andika Putra
Siska Hasibuan dan Avena Matondang sebagai pemateri dalam acara TICTA(L)K oleh Komunitas Matakita di Alliance Francaise de Medan, Jalan Hasanudin No. 5A Medan. (25/03)
Fotografer : Reza Andika Putra

“Estetika itu keindahan. Tidak hanya secara fisik, namun juga ada secara non-fisik. Estetika secara fisik adalah estetika yang saat ini banyak dipahami orang lain, seperti cara berpakaian, berdandan dan sebagainya. Kalau estetika secara non-fisik seperti sopan santun, adab dan perilaku, itu juga sebuah estetika. Estetika non-fisik inilah yang harus dipahami oleh kebanyakan orang sekarang ini, tidak melulu soal fisik,” jelas Siska dalam pemaparannya mengenai estetika.

Sepaham dengan Siska, Avena juga menyatakan bahwa estetika itu penting. Tak hanya untuk seorang perempuan, namun juga untuk seorang laki-laki. “Laki-laki juga harus tahu mengenai estetika. Estetika itu tidak mesti mewah, tidak harus selalu baru, tidak harus selalu kinclong. Estetika itu yang penting rapi, bersih dan tidak sembarangan,” ungkap Avena.

Bincang-bincang mengenai estetika ini berlangsung dengan seru, para peserta yang hadir turut aktif dalam memberikan pertanyaan seputar estetika yang dipaparkan oleh kedua pemateri. Dalam perbincangan ini, pemateri ingin mengubah pola pikir masyarakat khususnya perempuan dan anak muda mengenai arti estetika sesungguhnya. Menurut mereka, estetika yang sekarang dipahami sebagai sesuatu hal yang mendekati konsep cantik dengan perubahan fisik. Terkadang dilakukan secara terpaksa. Namun, sesungguhnya konsep estetika sungguh sederhana, yaitu menghargai diri sendiri dan orang lain.

Acara bincang-bincang ini ditutup dengan soft launching Komunitas Matakita, sebuah komunitas yang mendukung serta mewadahi kegiatan-kegiatan positif dari anak muda Medan.

Leave a comment