Hits: 3
Dita Andriani
Pijar, Medan. Manusia merdeka adalah tujuan pendidikan, merdeka baik secara fisik mental dan kerohanian – Ki Hajar Dewantara.
Begitulah salah satu kutipan yang dipegang teguh oleh Kelas Dewantara. Belajar tidak selamanya tentang pelajaran yang memberatkan seperti di sekolah pada umumnya. Menanam nilai moral dan kepemimpinan sejak dini itulah yang dilakukan Kelas Dewantara. Pada awalnya kelas ini dibentuk karena terinspirasi oleh Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara.
Kelas Dewantara terbentuk pada 2 Mei 2015. Walaupun terkesan baru tetapi tidak mudah bagi para pengajar untuk memberi arahan para anak-anak. Mereka yang kebanyakan dari kalangan menengah kebawah dan sekolah pinggiran membutuhkan arahan khusus mengenai moral dan kepemimpinan. Tujuannya, membuat generasi penerus untuk berani berbicara di depan umum dan lebih berani menyampaikan pendapat. Dengan begitu mereka akan menjadi manusia yang lebih dihargai ditengah masyarakat yang beragam.
Cara belajarnya pun berbeda dari kelas inspirasi atau kelas mengajar lainnya. Bermain dan belajar yang membuat mereka nyaman adalah hal terpenting. Sambil bermain akan ada nilai moral yang diajarkan oleh para pengajar. Kelas Dewantara Marindal yang berlokasi di Dusun Kreatif adalah tempat yang paling nyaman untuk belajar. Suasana asri dan terdapat banyak permainan tradisional yang berasal dari Dusun Kreatif dapat dimainkan dikala waktu istirahat. Tentunya membuat anak-anak tidak jenuh dengan rutinitas belajar. Diujung waktu, mereka akan membacakan dongeng secara bergantian. Kelas yang dimulai setiap selasa dan kamis ini didatangi setidaknya 50 anak yang ingin menambah pengetahuan sosial. Anak-anak yang datang pun dari berbagai sekolah. Dengan cara itu, tak jarang mereka enggan untuk pulang ke rumah karena keasikan belajar. Mendapatkan hal-hal baru dan teman baru bagi mereka sangat berarti.

(Fotografer : Dita Andriani)
Uniknya, cara kenaikan kelas mereka sambil bermain tetapi tidak melupakan nilai moral yang harus diambil. Untuk menambah semangat belajar mereka, tak jarang Kelas Dewantara membawa mereka ke Museum dan tempat yang membuat pengetahuan bertambah. Tetapi ini hanya bisa didapat jika anak-anak berhasil menjawab kuis dari pengajar. Dan bagi mereka yang pergi, akan diberi tanggung jawab menceritakan kepada temannya satu informasi yang didapat. Hal ini dilakukan agar mereka memiliki rasa tanggung jawab yang lebih.
Kelas dewantara yang dilakukan secara rutin ini sering mendapatkan hambatan dibidang pengajar, karena para pengajar berasal dari kalangan mahasiswa. Tetapi itu tidak pernah membuat luntur semangat para pengajar lain yang ada.
Rina sebagai pengajar berharap, dari Kelas Dewantara anak-anak bisa sejahtera karena dihargai oleh orang lain dan terinspirasi untuk melanjutkan pendidikan karakter ketika mereka sudah dewasa.