Hits: 39
Anastasia Yolanda / Hanina Afifah
Pijar, Medan. Pernahkah kamu tertidur secara tiba-tiba dalam durasi yang singkat ketika berkendara? Akhir-akhir ini, fenomena tertidur sebentar ramai dibahas di berbagai platform media sosial karena cukup banyak khalayak merasakan hal yang sama. Fenomena tertidur sebentar ini disebut juga dengan nama microsleep.
Microsleep adalah kondisi hilangnya kesadaran seseorang secara tiba-tiba sebab rasa kantuk yang luar biasa, sehingga seseorang akan tertidur dengan waktu yang cukup singkat. Biasanya, hal ini hanya terjadi sepersekian hingga sepuluh detik tanpa disadari oleh diri sendiri.
Banyak tanda-tanda yang menunjukkan seseorang berpotensi mengalami microsleep, mulanya ia akan menguap secara terus-menerus, disertai kelopak mata yang terasa berat hingga seketika berkedip, serta sulitnya untuk melakukan komunikasi dengan orang lain. Lalu, tubuh mereka akan tersentak karena gerakan tubuh yang mendadak, mereka juga akan menjatuhkan barang yang sedang mereka pegang.
Melansir dari halodoc.com, fenomena ini dapat terjadi karena faktor kelelahan dan kurang tidur, sehingga tubuh merasa harus mengistirahatkan diri demi mendapat energi lebih. Seperti orang-orang yang bekerja di malam hari, mereka menjadikan waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat dengan bekerja, berpikir, dan bersosialisasi. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya microsleep adalah meminum minuman alkohol dan obat-obatan dengan efek samping mengantuk atau obat tidur.
Apabila microsleep terjadi saat seseorang sedang di rumah sambil menonton televisi atau bermain gadget, tidak akan menjadi masalah. Tetapi, akan berbeda apabila microsleep terjadi kepada seseorang yang sedang mengemudi, karena fenomena ini dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.
“Berkendara dalam kondisi mengantuk itu jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan kondisi mabuk. Karena orang mabuk pasti tahu dia lagi mabuk dan memilih untuk tidak berkendara,” ujar Andreas Prasadja, sosok pakar kesehatan tidur, saat diwawancarai oleh pihak kompas.com.
Fenomena ini akan membuat pengendara kehilangan fokus dan kesadaran, sehingga pikiran tak lagi berada pada setir maupun ruas jalan, hingga akhirnya terjadi kecelakaan lalu lintas. Tidak hanya mendapat kerugian secara finansial, microsleep juga meningkatkan risiko terjadinya kecelekaan hingga membahayakan nyawa pengendara lain.
Agar tidak mengalaminya, seseorang harus mendapatkan waktu tidur yang cukup dan berkualitas, yakni durasi tidur terbaik berkisar pada tujuh sampai delapan jam setiap malam hari. Usahakan juga untuk menetapkan waktu tidur yang sama setiap hari bahkan di akhir pekan, agar membentuk kebiasaan tidur yang sehat.
Kemudian, hindari pula berkendara apabila rasa kantuk mulai menghampiri, sebaiknya minta tolong kepada teman untuk menyetir selama kamu beristirahat. Jika memang harus berkendara secara pribadi, minumlah kopi dengan rentang waktu 30 menit sebelum berkendara. Namun, tetap tidak dianjurkan untuk mengonsumsi kopi secara berlebihan.
Hal terpenting yang harus dilakukan ketika merasa mengantuk adalah beristirahat. Meskipun terdapat solusi lain unruk menghindari bahaya ini, tubuh manusia tetap membutuhkan adanya istirahat untuk memulihkan energi. Oleh karena itu, utamakan keselamatan dirimu dengan mencegah terjadinya microsleep, ya!
(Redaktur Tulisan: Alya Amanda)