Hits: 1
Hary Gunawan
Pijar, Medan. Selasa (6/12) Medan dipercaya menjadi tuan rumah pada Festival Seni Nasyid (FSN) XX Sumatera Utara yang diselenggarakan pada 1-6 Desember 2016 di Lapangan Merdeka, Medan. Acara ini resmi dibuka Kamis (1/12) dengan pemukulan rebana oleh Gubernur Sumatera Utara, Ir. H.T. Erry Nuradi, M.Si., didampingi Walikota Medan, Drs. H. Dzulmi Eldin S., M.Si.
Acara ini diikuti oleh 44 tim nasyid yang merupakan utusan dari masing-masing Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Keberadaan acara ini bertujuan untuk meningkatkan dakwah, terkhusus dibidang seni nasyid yang keberadaannya ditengah masyarakat sebagai salah satu upaya menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
“Seni nasyid memiliki fungsi ganda, yaitu disatu sisi sebagai sarana dakwah disisi lainnya sebagai sarana hiburan dan pertunjukan rakyat yang banyak mengandung puji-pujian kepada Allah SWT dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW,” ujar Gubernur Tengku Erry.
Said Abdullah, salah seorang pengunjung mengatakan, “Acara seperti ini sangat bagus, masyarakat butuh hiburan-hiburan yang berbeda dan jarang diadakan seperti ini. Jadi menurut saya perlu diadakan terus, karena masyarakat juga butuh hiburan yang islami.”
“Harapannya kedepannya sosialisasi lebih gencar lagi, supaya dihadiri banyak orang. Misalnya dengan sosialisasi ke kampus-kampus dan juga elemen-elemen masyarakat sehingga masyarakat antusias hadir,” lanjutnya.
Selain perlombaan nasyid, acara ini juga dimeriahkan dengan jajaran stand-stand bazar yang mengelilingi lokasi. Mulai dari stand milik Dinas Koperasi Kota Medan hingga stand-stand kuliner yang menjajakan makanan serta minuman, mulai dari sate padang, martabak telur, jus dan lainnya.
Gubernur Sumatera Utara berharap agar festival nasyid ini dapat memberikan manfaat bagi pembangunan keagamaan di Sumut. Beliau juga berpesan supaya festival ini bukan hanya untuk mengejar juara semata, namun lebih kepada makna yang disampaikan melalui syair-syairnya dan kualitas penampilannya juga harus lebih meningkat, sehingga seni nasyid benar-benar berfungsi sebagai sarana dakwah untuk mengajak masyarakat melaksanakan ajaran agama, sekaligus turut berpartisipasi dalam mensukseskan pembangunan sesuai dengan fungsi dan profesinya masing-masing.