Hits: 5

By: Arta Elisabeth Purba

 

Teringat masa kecilku bersamamu

Tertawa bersama

Bermain bersama

Nangispun bersama

Terkadang juga berantam hebat

Masih ingat tidak ?

Ketika Ayah mengurung kita malam itu?

Dihalaman belakang yang penuh dengan pepohonan

Gelap, tidak ada seberkas sinarpun disana

Mencekam hampir mati ketakutan

Kala itu kau dan aku segera merapat

Dan saling menggenggam dengan erat

Setengah berbisik engkau menyampaikan ketakutanmu

Jujur…. aku pun takut

Tapi aku menutupinya

Merasa menyesal karena berantam denganmu

Beberapa saat pintu terbuka

Kita diperbolehkan masuk

Setelah beberapa lama berdiam dalam gelap

Masih banyak yang terlintas dibenakku

Nostalgia bersamamu

Yang tak mungkin terulang kembali

Bahkan tak mungkin dibagi kembali untukmu

Kau …

Terlalu cepat mengucapkan salam perpisahan

Sangat dini mengucapkan selamat tinggal

Kau tak ingin berjuang bersamaku

Mungkin kau bosan denganku

Marah padaku

Kesal denganku

Teriakkan saja!

Aku siap menerimanya

Asalkan kau tetap disini!

Disisiku!

Disisi kami!

Kenapa kau memilih untuk berhenti seketika?

Bukankah kau mau memperjuangkan mereka kelak?

Bukankah kau mau melihat mereka bahagia haru

dengan keberhasilanmu menggapai cita-cita?

Mengapa kau diam membisu?

Kenapa menghilang?

Dengar suaraku!

Sahut aku!

Dimana kau sekarang?

Kapan kau kembali?

Apa yang sedang kau lakukan?

Ahg…

Sudahlah

Kenyataan pahit ini memang harus kuterima

Kau memang sudah bosan melihatku

Kau kecewa denganku

Aku memang bukan sosok kakak yang didambakan

Ya kan?

Jawab dengan jujur!
Kau tahu tidak?

Betapa aku merindukanmu

Gelak tawamu

Senyum ramahmu

Sapaan lembutmu

Aku ingin melihatnya kembali

Ingin hadirmu disini

Adikku

Kau lebih memilih untuk pulang

Kembali kepangkuannNya

Meninggalkan kenangan manis

Yang terasa pahit pada kenyataanya

 

Terlalu banyak janji yang terucap

Begitu indah angan dan citamu

Ingin menjadi ilmuwan

Tinggal dipuncak tertinggi didunia

Menciptakan alat penemuan canggih

Dan masih banyak yang lainnya

Dimana semuanya itu?

Hatiku terkoyak membayangkannya

Adikku …

Kenyataan ini harus kuterima

Kunikmati kesendirianku tanpamu

Kuikhlaskan kepergianmu

 

Beristirahatlah yang tenang disisi Bapa

Akan kulanjutkan VISI dan MISImu

Doaku menyertaimu…

Tidurlah tenang adikku sayang

Aku merindukanmu

 

 

 

 

Leave a comment